suara hijau

Dihantam Krisis Iklim, Pulau-pulau Kecil di Sabu Raijua Butuh Inovasi dan Solusi Berkelanjutan

Sabtu, 26 Juli 2025 | 09:22 WIB
Dihantam Krisis Iklim, Pulau-pulau Kecil di Sabu Raijua Butuh Inovasi dan Solusi Berkelanjutan
Penanaman bibit mangrove di Kawasan Wisata Mangrove Tulaika, Kelurahan Mebba, Kecamatan Sabu Barat, Rabu (23/7/2025).(Dokumentasi pribadi)

Dampak perubahan iklim juga menyerang komoditas unggulan lain seperti rumput laut, yang sangat tergantung pada kondisi laut yang stabil. Ketika musim bergeser dan ombak tak menentu, mata pencaharian pun ikut terombang-ambing.

Namun, diskusi yang diselenggarakan GEF SGP Indonesia dan Yayasan Pikul itu tidak hanya membongkar masalah, tapi juga memunculkan beragam solusi. Salah satunya alat masak gula lontar tenaga surya yang dikembangkan Yayasan Cemara. Inovasi ini diharapkan menjadi solusi konkret untuk mengurangi deforestasi dan meningkatkan efisiensi produksi.

“Alat ini adalah alat masak gula. Alat masak gula Sabu yang kita combine dengan teknik kita yang bersumber matahari,” jelas pengembangnya.

Inovasi lainnya termasuk pemberdayaan masyarakat lewat Payment for Ecosystem Services (PES), diversifikasi ekonomi berbasis hasil hutan bukan kayu, serta promosi dan branding produk lokal berbasis clean label, seperti yang diterapkan pada gula lontar Sabu.

Namun semua itu kembali pada satu titik kunci: kesadaran kolektif dan kolaborasi. Tanpa sinergi antara masyarakat, pemerintah, akademisi, dan sektor swasta, krisis iklim di pulau-pulau kecil seperti Sabu dan Raijua hanya akan makin dalam dan meluas.

Sekadar informasi, perubahan iklim menjadi fenomena getir yang dirasakan masyarakat Pulau Sabu dan Pulau Raijua–yang termasuk wilayah Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur. Meski kekayaan alamnya melimpah, krisis iklim menggentayangi kehidupan warga, seperti pola hujan tak menentu, dan kekeringan berkepanjangan.

Penegasan itu disampaikan Wakil Bupati Sabu Raijua, Thobias Uly, dalam diskusi tematik yang digagas GEF SGP Indonesia dan Yayasan Pikul dengan tema Membangun Ketahanan Iklim dan Ekonomi Lokal Pulau Sabu & Raijua melalui Pemanfaatan Sumber Daya Alam Berkelanjutan di Gedung Bupati Kabupaten Sabu Raijua, Kamis (24/7).

Dalam diskusi tersebut, para narasumber menawarkan solusi dan komitmen bersama. Diskusi ini menunjukkan komitmen kuat dari berbagai pihak mewujudkan Sabu Raijua sebagai pulau yang tangguh terhadap iklim, mandiri secara ekonomi, dan lestari dalam sumber daya alamnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI