Suara.com - Badak jawa merupakan salah satu spesies paling langka di dunia. Saat ini, jumlahnya diperkirakan tak sampai 80 ekor dan seluruhnya hanya ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.
Ancaman terhadap kelangsungan hidup satwa bercula satu ini datang dari berbagai arah: perburuan liar, kerusakan habitat, hingga rendahnya tingkat reproduksi. Dalam kondisi kritis ini, pelestarian badak menjadi tanggung jawab bersama, bukan semata urusan lembaga konservasi.
Sebagai bagian penting dari ekosistem hutan tropis, badak membantu menjaga keseimbangan lingkungan dengan menyebarkan biji dan membuka jalur alami yang digunakan satwa lain. Hilangnya spesies ini dapat berdampak luas terhadap keberlanjutan alam.
Tak hanya itu, badak jawa adalah warisan hayati Indonesia yang tak tergantikan. Melestarikannya berarti menjaga identitas bangsa dan memastikan generasi mendatang masih bisa mengenal satwa khas Nusantara ini.
Salah satu upaya yang menggabungkan kampanye konservasi dan partisipasi publik dilakukan melalui Rhino Eco Run. Menyambut Hari Badak Sedunia, ajang lari tahunan ini kembali digelar di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Banten, pada Minggu, 28 September 2025.
Dengan rute lima kilometer menyusuri keindahan Pantai Lalassa dan Pantai Bodur, acara ini bukan hanya menawarkan pengalaman berlari, tapi juga mengajak peserta memahami pentingnya menjaga kelestarian badak dan lingkungannya.
“Konsep ‘Badak Lestari, Bumi Berseri’ dipilih karena kami percaya kalau kita bisa menjaga kelestarian badak, maka lingkungan pun ikut terjaga. Sebab ini bukan cuma soal satwa langka, tapi juga tentang warisan alam agar tetap bisa dinikmati generasi sekarang dan nanti,” ujar Poernomo Siswoprasetijo, Direktur Utama KEK Tanjung Lesung, dalam konferensi pers di Menara Batavia, baru-baru ini.
Acara ini terbuka untuk kategori umum dan pelajar, baik pria maupun wanita. Tidak hanya ramah untuk pelari dewasa, Rhino Eco Run juga dirancang sebagai kegiatan keluarga yang bisa diikuti anak-anak dan remaja dalam suasana santai.
Usai berlari, peserta dapat menikmati aktivitas wisata seperti bermain pasir, banana boat, jetski, hingga mengunjungi pusat edukasi budi daya karang dan penyu di sekitar Pantai Lalassa.
Baca Juga: 6 Tipe Running Belt Terbaik yang Ringan, Anti Air, dan Nempel di Pinggang

“Yang kami tawarkan juga adalah pengalaman. Setelah lari, peserta bisa langsung quality time bareng keluarga sambil menikmati keindahan laut Tanjung Lesung,” tambahnya.
Biaya pendaftaran dibanderol Rp140.000 untuk kategori umum dan Rp120.000 untuk pelajar, sudah termasuk jersey. Tersedia juga paket hemat seharga Rp50.000 tanpa jersey serta opsi bundling dengan penginapan dan transportasi pulang-pergi Jakarta–Tanjung Lesung.
Tiga pelari tercepat dari masing-masing kategori berkesempatan memenangkan hadiah total puluhan juta rupiah. Panitia juga menyiapkan hiburan di garis finis serta doorprize untuk peserta yang beruntung.
Dengan menggabungkan olahraga, wisata, dan aksi konservasi, Rhino Eco Run menjadi contoh nyata bahwa menjaga kelestarian satwa langka bisa dimulai dari langkah kecil yang dilakukan bersama-sama.