Suara.com - Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) 2025 resmi ditutup dengan suguhan memukau dari lima jenama lokal yang tampil dalam satu panggung bersama Lakon Store.
Digelar di Summarecon Mal Serpong pada Minggu, 3 Agustus 2025, rangkaian busana ini hadir dengan tema besar “P.S. I Love You”, sebuah eksplorasi konseptual mengenai koneksi antarmanusia, emosi, dan kerentanan melalui medium fesyen.
Lakon Store menggandeng ByDree, Kyrra, Senja Sore, Saroengan, dan Oxford Society untuk menghidupkan lima subtema yang membentuk satu kesatuan cerita, Saudade, Rebirth, Eternal Flame, Shadowed Love, dan Savage Love.
Total 94 tampilan dibawakan di atas panggung, lengkap dengan iringan musik dan tarian yang membuat suasana semakin hidup.
Merchandiser dan Fashion Stylist Lakon Store, Arsya Prasetiawan, mengungkapkan bahwa show keempat Lakon Store ini dibuat lebih ceria dan kekinian.

“Kami melibatkan lima brand yang sudah dikurasi, masing-masing punya ciri khas unik. Konsep kali ini memadukan musik dan tari untuk membangkitkan energi saat model berjalan di runway,” ujarnya
ByDree x Lakon Store — “Saudade”
Mengangkat rasa rindu yang dalam dan tak selalu bisa dijelaskan, ByDree memaknainya sebagai kerinduan akan gebrakan baru bagi perempuan Indonesia.
Koleksi ini menggunakan denim sebagai simbol kekuatan, ketangguhan, kesederhanaan, sekaligus kenyamanan yang abadi. Potongan-potongan busana dihadirkan untuk menyampaikan pesan bahwa perempuan dapat melangkah tanpa ragu, memadukan kekuatan dan keanggunan dalam satu harmoni.
Baca Juga: Di Balik Kemeja Putih Jokowi: Kisah Simbolisme, Kekuatan dan Rekomendasi Merek untuk Anda
Saroengan — “Bayang” (Shadowed Love)
Saroengan membawa sarung ke panggung dengan cara yang belum pernah dilihat sebelumnya. Melalui 18 tampilan, mereka memadukan motif sarung hitam-putih dan kotak-kotak menjadi kemeja, celana, hingga gaun.
“Bayang” adalah ajakan untuk menghidupkan kembali tradisi, menjadikannya identitas yang dapat digunakan sehari-hari, oleh pria maupun wanita, dari generasi tua hingga Gen Z. Koleksi ini menjadi simbol kebanggaan dan keberanian untuk berpakaian tradisional dalam konteks modern.
Senja Sore — “BARA” (Eternal Flame)
Koleksi BARA adalah refleksi cinta yang membara namun tak selalu terlihat. Warna merah mendominasi sebagai simbol api emosi, dipadukan dengan hitam yang melambangkan kedalaman dan keteduhan.
Seluruh kain merupakan karya pengrajin dari Lasem, Bali, Tuban, Pekalongan, dan Yogyakarta, menyatukan identitas dan kehangatan budaya lokal. Senja Sore ingin menyampaikan bahwa cinta tak selalu hadir dalam kemegahan, tetapi juga dalam diam yang tulus dan penuh makna.
Kyrra — “Oasea”
Terinspirasi dari kata oasis, Kyrra menciptakan Oasea sebagai perwujudan ketenangan di tengah hiruk-pikuk kehidupan. Koleksi ini memadukan palet warna biru lembut, kuning pastel, dan emas dengan siluet tailored berinspirasi urban.
Kolaborasi ini juga melibatkan seniman untuk menciptakan motif cetak unik yang memadukan bentuk-bentuk alami dengan pola arsitektur perkotaan, mencerminkan dualitas: lembut namun kokoh, tenang namun tangguh.
Oxford Society — “Undeserved Love”
Sebagai koleksi runway perdana mereka, Undeserved Love adalah perenungan akan cinta yang diberikan tanpa pamrih. Koleksi ini mengusung palet warna teduh dengan sentuhan bordir mawar merah.
Oxford Society juga memadukan tailoring klasik ala officewear dengan detail garis lengkung dan simpul halus, menghasilkan busana yang anggun namun sarat makna. Kolaborasi ini menyatukan keanggunan khas Oxford Society dengan sentuhan craftsmanship Lakon Store.
Kolaborasi lima jenama ini menunjukkan bahwa fesyen bukan hanya tentang gaya, tetapi juga medium untuk menyampaikan pesan emosional. Dari denim yang mempersatukan perbedaan, sarung yang diredefinisi, warna yang membara, oase yang menenangkan, hingga cinta yang tulus tanpa syarat, setiap koleksi di JF3 2025 mengajak penonton merasakan “P.S. I Love You” dalam interpretasi yang paling personal.