Suara.com - Jakarta tak pernah kehabisan cara buat bikin warganya bergerak. Minggu (3/8/2025), mulai dari pagi buta sampai malam menjelang, kawasan ikonik Sarinah disulap jadi ruang terbuka penuh aktivitas. Bukan cuma soal olahraga, tapi juga seni, musik, dan mimpi. Sebuah hari yang menggambarkan semangat kolektif anak muda urban yang cepat, kreatif, ekspresif, dan tak pernah diam.
Kampanye bertajuk “Satu Energi, Satu Semangat” yang diinisiasi oleh Kratingdaeng menjadi bukti bahwa semangat anak muda masa kini nggak bisa dikotakkan hanya dalam aktivitas fisik. Energi hadir dalam berbagai bentuk — dari gerak tubuh, dentuman beatbox, hingga mural yang bisa diwarnai bareng. Semua aktivitas dirancang untuk merangkul cara-cara baru menyalurkan energi khas generasi sekarang.
Salah satu atraksi pembuka paling mencuri perhatian adalah padel mini yang digerakkan dengan sepeda — Pedal a Padel — yang memulai perjalanannya dari Mal Agora menuju Sarinah.
Bukan sekadar parade, ini merupakan simbol nyata semangat kolaboratif dan keberanian mencoba hal baru. Disusul dengan atraksi musik dan olahraga yang menyulut semangat sejak pagi.
Begitu sampai di Sarinah, pengunjung langsung disambut tantangan Basket Halfcourt Shot, performance seru dari beatbox battle, hingga Patch Your Dream — sebuah instalasi tempat orang-orang bisa nempelin mimpi-mimpi mereka, dari yang sederhana sampai yang visioner. Ruang ini bukan cuma tempat curhat, tapi ruang publik yang menunjukkan harapan-harapan kecil yang masih ingin dicapai.
Di sisi lain, Myth-Xologist Station hadir sebagai ruang interaktif untuk meracik minuman berbasis Kratingdaeng sekaligus membantah mitos soal minuman energi — semuanya dikemas dalam gaya edukatif yang fun dan nggak menggurui. Aktivitas ini jadi tempat ngumpul sekaligus ngobrol santai sambil belajar sesuatu yang baru.
Sore harinya, sorakan pecah saat celebrity match digelar. Nama-nama familiar seperti Al Ghazali, Omar Daniel, dan Pasmingbased ikutan main basket dan padel bareng pengunjung terpilih.
Bukan sekadar sesi olahraga, tapi pengalaman langsung yang membaurkan dunia publik figur dan komunitas urban yang aktif.
Salah satu highlight yang bikin acara ini makin kuat secara visual adalah kolaborasi bareng Muklay alias Muchlis Fachri. Karyanya yang pop-art dan penuh warna di instalasi Wall of Art jadi pusat perhatian.
Baca Juga: HUT ke-80 RI di IKN: Tidak Semeriah Dulu? Istana Ungkap Faktanya
Karakter ikoniknya, Si Jabrik, hadir dalam versi patung dan mural interaktif yang bisa diwarnai bareng, menjadikan seni sebagai ekspresi kolektif, bukan cuma tontonan.
Tak cuma itu, merchandise hasil kolaborasi Muklay seperti scarf, tote bag, dan kaos jadi incaran pengunjung — bukan cuma karena desainnya, tapi karena mereka merasa jadi bagian dari gerakan energi baru ini.
Saat malam datang, suasana jadi lebih reflektif tapi tetap berenergi. Band Perunggu, yang dijuluki “band pulang kantor”, tampil membawakan lagu-lagu dari album mereka “Memorandum.” Musik mereka yang membumi dan relevan tentang realita pekerja urban jadi penutup yang manis — seolah mengingatkan bahwa semangat harus tetap menyala bahkan setelah aktivitas berakhir.