Mitos dan Fakta Kemerdekaan RI, Tanggal 17 Agustus Dipilih karena Alasan Mistis?

Nur Khotimah Suara.Com
Rabu, 06 Agustus 2025 | 14:15 WIB
Mitos dan Fakta Kemerdekaan RI, Tanggal 17 Agustus Dipilih karena Alasan Mistis?
Ilustrasi Mitos dan Fakta Kemerdekaan Indonesia. (Freepic)

Suara.com - Tanggal 17 Agustus 2025 mendatang, Indonesia akan memperingati hari Kemerdekaan Indonesia ke-80. Berbagai ornamen maupun dekorasi yang berkaitan dengan peringatan bersejarah tersebut, sudah terlihat di seluruh wilayah Tanah Air.

Hingar bingar perayaan kemerdekaan RI tidak pernah terlepas dari sejarah panjang yang melingkupinya. Berkat perjuangan para pahlawan, kini semua orang bisa menikmati kebebasan, tanpa terkungkung lagi oleh penjajah.

Di tengah gegap gempita merayakan kemerdekaan RI ke-80, masih terselip sederet mitos maupun fakta penting hingga pemilihan tanggal 17 yang disebut mengandung unsur mistis. Berikut penjelasan singkatnya.

Mitos Tentang Kemerdekaan RI

link download desain banner hut ri 80 (freepik)
Ilustrasi HUT ke-80 RI. (Freepik)

Berdasarkan informasi yang dilansir dari berbagai sumber, berikut deretan mitos tentang kemerdekaan RI.

1. Soekarno dan Hatta dipaksa tanda tangan deklarasi

Berbagai informasi yang beredar selama ini, menyebutkan bahwa Soekarno dan Hatta sempat diculik oleh beberapa pemuda, lalu dibawa menuju Rengasdengklok. Setelah sampai lokasi, mereka dipaksa untuk tanda tangan deklarasi kemerdekaan.

Banyak spekulasi muncul, kalau saat itu terdapat perbedaan pendapat. Padahal, Hatta pernah mengungkapkan bahwa tidak terdapat pendapat antara golongan tua dan pemuda. Namun, muncul beda pendapat berkaitan dengan cara proklamasi.

2. Indonesia merdeka sudah diramalkan Joyoboyo

Sempat beredar kabar bahwa, Indonesia merdeka tahun 1945 sudah ada dalam ramalan Joyoboyo. Pernyataannya berupa, bila pulau Jawa tinggal selebar daun kelor, akan ada jago kate berbulu kuning yang menguasai Pulau Jawa. Lamanya hanya seumur jagung.

Baca Juga: Kumpulan Kata-kata Motivasi Pengobar Jiwa Patriotisme di Momen Kemerdekaan

Pernyataan tersebut memiliki makna tersendiri, mulai dari jago kate berbulu kuning yang disebut sebagai bangsa jepang.

Sedangkan kalimat lamanya seumur jagung punya makna berupa masa penjajahan Jepang di Indonesia. Saat itu Jepang diketahui mampu menduduki Pulau Jawa sekitar 3,5 tahun.

Fakta Tersembunyi Kemerdekaan RI

Selanjutnya, ada sederat fakta tersembunyi tentang kemerdekaan Indonesia belum diketahui banyak orang, berdasarkan hasil rangkuman dari berbagai sumber.

1. Upacara proklamasi kemerdekaan dilakukan sederhana

Upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 tidak dirayakan secara mewah, melainkan penuh kesederhanaan. Tanpa korps musik, tidak ada protokol, nihil konduktor maupun pancaragam. Tetapi, tetap terlaksana dengan sakrat, khidmat dan mengharukan.

Tiang bendera juga dibuat secara mendadak, hanya pakai batang bambu kasar yang ditanam dalam jangka waktu beberapa menit sebelum upacara dimulai.

Uniknya lagi, katrol untuk mengibarkan bendera pusaka, ternyata dibuat menggunakan gelas bekas sahur Moh.Hatta.

2. Naskah asli proklamasi berada di tempat sampah

Naskah asli yang ditulis tangan oleh Soekarno dan didikte Moh.Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki maupun disimpan oleh pemerintah. Melainkan berada di tangan wartawan BM Diah.

BM Diah menemukan draft proklamasi di dalam keranjang sampah yang terletak di rumah Laksamana Maeda, pada 17 Agustus 1945, dini hari waktu setempat.

Setelah draft tersebut selesai diketik oleh Sayuti Melik, BM Diah menyerahkan pada Presiden Soeharto, tepatnya tanggal 29 Mei 1992. Sehingga selama 46 tahun, naskah asli yang ditemukan di keranjang sampah, disimpan baik oleh BM Diah.

4. Soekarno sempat sakit saat proklamirkan kemerdekaan

Dua jam sebelum membacakan teks proklamasi, Soekarno sempat tidur sejenak, karena terkena sakit gejala Malaria Tertiana. Setelah mendapat penanganan dari dokter pribadinya, akhirnya tepat Pukul 10.00 wib, Soekarno bisa membacakan proklamasi bersama Moh.Hatta dari serambi rumah.

5. Proklamator sesungguhnya bukan hanya Soekarno dan Hatta

Saat penyusunan teks proklamasi, yang hadir bukan hanya Soekarno dan Hatta saja. Melainkan, ada tokoh penting lainnya seperti Achmad Soebardjo, Sajuti Melik, Soekarni.

Bung Hatta sempat mengusulkan, supaya semua yang hadir saat rapat ikut serta menandatangani teks proklamasi. Namun, niat baik tersebut ditolak oleh Soekarni. Moh.Hatta menyayangkan penolakan tersebut, padahal kalau setuju, nama mereka semua tercantum dalam naskah proklamasi.

6. Negatif film foto kemerdekaan ditanam di bawah pohon

Fotografer yang mengabadikan kesakralan upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, sempat didatangi tentara Jepang. Mereka ingin merampas negatif film saat perayaan tersebut. Untungnya, fotografer itu sudah lebih dulu mengamankan, dengan cara menanam negatif film di bawah pohon yang berada dalam halaman kantor Harian Asia Raja.

Saat tentara Jepang mendatanginya, fotografer tersebut menjawab kalau negatif film sudah diberikan pada Barisan Pelopor.

Ada dua jenis naskah proklamasi

Naskah proklamasi sebenarnya ada dua, yaitu versi ditulis tangan (klad) dan versi diketik Sayuti Melik (otentik). Naskah hasil ketikan sudah mengalami beberapa perubahan, seperti perubahan penggunaan huruf kapital pada kata Proklamasi, hal-hal, tempo, penulisan tanggal bulan tahun dan Wakil Bangsa Indonesia menjadi Atas Nama Bangsa Indonesia.

Alasan Memilih Tanggal 17 Agustus untuk Proklamasi Kemerdekaan RI

Pemilihan tanggal 17 Agustus sebagai hari kemerdekaan Indonesia, ternyata banyak pihak berpendapat bahwa pilihan tersebut mengandung mistik.

Usut punya usut, Soekarno meyakini bahwa tanggal tersebut mempunyai harapan besar.

Tanggal 17 Agustus 1945 dinilai memiliki angka yang bermakna suci. Karena saat itu bertepatan dengan bulan Ramadhan, sedang menjalankan ibadah puasa.

Selain itu, angka 17 berkaitan dengan tanggal diturunkannya Al-Qur’an, jumlah rakaat sholat dalam sehari. Sehingga kesucian angka tersebut benar-benar terasa murni, bukan buatan manusia.

Selanjutnya, saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, bertepatan dengan Jumat legi. Yang mana memiliki makna mendalam, yaitu jumat berbahagia dan jumat suci.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI