Siapa Ali Sadikin yang Dianugerahi Pangkat Kehormatan Oleh Presiden Prabowo?

Farah Nabilla Suara.Com
Minggu, 10 Agustus 2025 | 19:56 WIB
Siapa Ali Sadikin yang Dianugerahi Pangkat Kehormatan Oleh Presiden Prabowo?
Siapa Ali Sadikin yang Dianugerahi Pangkat Kehormatan Oleh Presiden Prabowo (dispusip.jakarta.go.id)

Suara.com - Presiden Prabowo Subianto pada Minggu, 10 Agustus 2025, menganugerahkan pangkat Jenderal Kehormatan (Purnawirawan) kepada mendiang Ali Sadikin.

Sosok ini dikenal luas sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 1966–1977, sekaligus perwira tinggi legendaris di Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL) yang kini dikenal sebagai Korps Marinir TNI AL.

Upacara penganugerahan berlangsung di Pusat Pendidikan dan Latihan Khusus (Pusdiklatsus) Batujajar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dalam rangka Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer.

Momen tersebut menjadi istimewa karena tanda pangkat diserahkan langsung oleh Presiden Prabowo kepada Boy Sadikin, putra almarhum.

Penghargaan ini bukan sekadar simbol militer, melainkan pengakuan negara atas dedikasi panjang Ali Sadikin baik di medan tempur, di pemerintahan, maupun dalam pembangunan ibu kota.

Perjalanan Karier

Ali Sadikin memulai karier militernya tak lama setelah Indonesia merdeka. Pada 1949, ia dipercaya menjabat sebagai Wakil Komandan Resimen Samudera Pasukan CA IV. Setahun kemudian, ia naik menjadi Wakil Panglima KKO AL, posisi strategis yang dipegangnya hingga 1953.

Berikut ringkasan perjalanan karir Ali Sadikin:

  • Komandan Pusat Pendidikan dan Latihan KKO AL (1954–1959)
  • Deputi II Panglima Angkatan Laut (1959–1963)
  • Menteri Perhubungan Laut dalam Kabinet Kerja IV (1963–1964)
  • Menteri Koordinator Kompartimen Maritim/Menteri Perhubungan Laut di Kabinet Dwikora (1964–1966)

Selain menjadi tokoh kunci di sektor maritim, Bang Ali juga tercatat aktif dalam berbagai operasi mempertahankan kemerdekaan, termasuk saat Agresi Militer Belanda I dan II. Ia menjadi salah satu sesepuh Korps Marinir yang berpengaruh dalam pembentukan doktrin dan tradisi korps tersebut.

Baca Juga: Indonesia Punya Kasino Legal, Uang Judi Untuk Proyek Infrastruktur

Memimpin Jakarta (1966–1977)
Tahun 1966, Presiden Soekarno menunjuk Ali Sadikin sebagai Gubernur KDH DKI Jakarta. Selama 11 tahun menjabat, ia membawa perubahan besar yang menjadikan Jakarta semakin modern dan tertata.

Proyek-proyek penting yang lahir di masanya meliputi Taman Ismail Marzuki, Kebun Binatang Ragunan, Proyek Senen, Taman Impian Jaya Ancol, Taman Ria Monas, Taman Ria Remaja, hingga kota satelit Pluit. Ia juga menginisiasi pelestarian budaya Betawi di Condet dan mendirikan Institut Kesenian Jakarta sebagai pusat pendidikan seni.

Di sektor transportasi, Gubernur DKI yang akrab disapa Bang Ali ini mendatangkan armada bus kota baru, menata jalur trayek, dan membangun halte yang lebih nyaman. Pekan Raya Jakarta (PRJ) juga merupakan gagasan beliau, awalnya sebagai ajang promosi produk lokal sekaligus hiburan rakyat.

Kebijakan Kontroversial

Meski dihormati sebagai pemimpin visioner, kebijakan Bang Ali tak lepas dari perdebatan. Ia mengambil langkah berani dengan membuka dan mengatur sektor hiburan malam, termasuk klub malam, perjudian, dan lokalisasi prostitusi di Kramat Tunggak.

Pajak dari sektor ini dialokasikan untuk pembangunan kota, mulai dari infrastruktur hingga fasilitas publik. Menurut Bang Ali, pembangunan memerlukan sumber dana yang stabil, dan langkah tersebut dianggap solusi praktis. Kebijakan ini menuai pro-kontra, namun juga menunjukkan keberaniannya mengambil risiko demi kemajuan Jakarta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI