Dana yang terkumpul kemudian disalurkan ke masing-masing LMK, seperti WAMI agar bisa diteruskan kepada para musisi.
Anggota LMKN terdiri dari perwakilan berbagai pihak, mulai dari LMK, pemerintah, hingga pencipta dan pemilik karya. Struktur ini memastikan pengelolaan royalti di Indonesia berjalan sesuai hukum dan standar internasional.
Jadi, jika WAMI adalah perwakilan musisi, maka LMKN adalah lembaga pemerintah yang memastikan seluruh sistem pengelolaan royalti berjalan tertib dan adil.
Beda WAMI vs LMKN
![Logo WAMI, LMKN [kolase]](https://media.arkadia.me/v2/articles/triasrohmadoni/Ci7k95qymTR3IycxNt2fnkT45atgxOmP.png)
Agar lebih mudah dipahami, simak perbedaan WAMI dan LMKN berikut ini.
1. Tujuan dan Fokus
WAMI fokus pada anggota mereka (pencipta lagu dan musisi), mengelola royalti secara langsung. Sementara LMKN fokus pada sistem pengelolaan nasional, mengumpulkan royalti dari pengguna dan menyalurkannya ke berbagai LMK.
2. Posisi
WAMI adalah salah satu LMK, yang posisinya berada di bawah LMKN. Sementara itu LMKN adalah lembaga induk yang mengawasi seluruh LMK.
3. Tanggung Jawab
Baca Juga: Timnas Nyanyikan Tanah Airku, Keluarga Ibu Soed Tolak Royalti demi Nasionalisme
WAMI bertugas mengumpulkan dan menyalurkan royalti khusus untuk anggotanya. Sedangkan LMKN bertugas mengumpulkan royalti secara nasional dari semua pengguna musik, lalu mendistribusikannya ke semua LMK.
4. Contoh Sederhana
Ketika sebuah kafe memutar lagu hits milik Ari Lasso, kafe tersebut membayar royalti kepada LMKN. Setelah itu, LMKN menyalurkan sebagian dana itu kepada WAMI, dan WAMI-lah yang meneruskan dana tersebut ke rekening Ari Lasso sebagai salah satu anggotanya.
Jadi, kritik Ari Lasso terhadap WAMI memang wajar. Sebagai anggota, dia berharap WAMI dapat bekerja lebih transparan dan efisien dalam mendistribusikan haknya.
Namun, perlu dipahami juga bahwa WAMI adalah bagian dari sebuah ekosistem besar yang diatur oleh LMKN. Kinerja salah satunya tentu akan memengaruhi yang lain.
Kontributor : Trias Rohmadoni