Percepatan Investasi & Perdagangan: Mendorong proyek hilirisasi senilai USD 38 miliar dan melanjutkan Program 3 Juta Rumah untuk rakyat, di mana 770.000 rumah akan didukung langsung oleh APBN 2026.
Menjaga Kesehatan Fiskal di Tengah Ambisi Besar
Meskipun merancang belanja yang besar, Presiden Prabowo menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga kesehatan dan kredibilitas APBN.
"Kita harus prudent mengelola utang, defisit dan rasio utang dijaga pada batas aman," ujarnya.
Berikut adalah postur RAPBN 2026:
Belanja Negara: Rp3.786,5 triliun
Pendapatan Negara: Rp3.147,7 triliun
Defisit Anggaran: Rp638,8 triliun atau 2,48 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Defisit ini akan ditopang oleh pembiayaan yang prudent, inovatif, dan berkelanjutan, termasuk dengan memberdayakan peran BUMN (Danantara) dan swasta untuk mengurangi ketergantungan pada APBN.
Target Ekonomi yang Ingin Dicapai
Dengan arsitektur fiskal tersebut, pemerintah menargetkan sejumlah indikator makroekonomi yang optimistis pada tahun 2026:
Baca Juga: Puan Maharani Setuju Efisiensi Anggaran 2026 : Asal untuk Rakyat
Pertumbuhan Ekonomi: 5,4 persen
Inflasi: Terkendali di level 2,5 persen
Nilai Tukar Rupiah: Rp16.500 per Dolar AS
Tingkat Kemiskinan: Turun ke rentang 6,5 - 7,5 persen
Pidato ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintahan baru siap bekerja cepat untuk merealisasikan janji-janji kampanyenya. Pembahasan RUU APBN 2026 bersama DPR kini dinantikan publik untuk melihat bagaimana alokasi raksasa ini akan dieksekusi demi kemakmuran rakyat.