Ia juga dipercaya menjadi National Youth Consultant untuk Plan International Indonesia dalam program JobStart Indonesia yang didukung Asian Development Bank, berfokus pada pemberdayaan pemuda dalam dunia kerja.
Selain itu, Gustika juga menekuni dunia media dengan menjadi podcaster dan kreator konten di jaringan Box2Box, mempopulerkan isu-isu sosial politik ke audiens muda dalam format yang lebih santai dan populer.
Apresiasi dan Beasiswa
Kiprahnya diakui secara internasional. Pada 2018, Gustika terpilih sebagai ASEAN Youth Fellow, sebuah jejaring kepemimpinan pemuda regional Asia Tenggara. Lalu pada 2022, ia menerima beasiswa penuh Nuffic Orange Knowledge
Programme untuk mengikuti pelatihan Conflict, Rule of Law, and Local Security di The Hague Academy for Local Governance, yang memperdalam kapasitasnya dalam tata kelola keamanan dan supremasi hukum.
Sebut Indonesia Dipimpin Presiden Penculik dan Wakil Anak Haram Konstitusi
Dalam unggahan Instagram pribadinya, Gustika menjelaskan alasanya berbusana kebaya hitam dan batik slobog saat menghadiri upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-80 di Istana Negara.
“Walau bukan Kamisan, pagi ini aku memilih kebaya hitam yang sengaja kupadukan dengan batik slobog untuk memperingati 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia,” tulis Gustika.
Ia menegaskan, pilihan busana gelap itu merupakan ekspresi rasa syukur sekaligus duka mendalam terhadap masih banyaknya persoalan Hak Asasi Manusia di Indonesia.
Baca Juga: Gustika Hatta: Indonesia Kini Dipimpin Presiden Penculik dan Wakil "Anak Haram Konstitusi"
“Bahkan kini kita dipimpin oleh seorang Presiden penculik dan penjahat HAM, dengan Wakil anak haram konstitusi,” tegasnya.
Tak berhenti di situ, Gustika juga menyinggung kekerasan aparat, penulisan sejarah yang dianggap menghapus dosa penguasa, hingga tragedi di Pati yang merenggut korban jiwa.
“Jujur tidak sampai hati merayakan hari kemerdekaan Indonesia ke-80 tanpa rasa iba, dengan peristiwa-peristiwa yang mengkhianati nilai kemanusiaan,” tulisnya lagi.