Kekuatan ini juga dikaitkan dengan nilai neptu Pahing, yaitu 9. Dalam filosofi Jawa, angka 9 dianggap sebagai puncak kesempurnaan, angka tertinggi sebelum kembali ke nol yang merupakan titik awal dan akhir kehidupan.
Kekuatan Spiritual dan Ujian Hidup
Leluhur Jawa meyakini bahwa orang yang lahir pada weton Pahing sering kali membawa aura "pamomong", yang berarti ada pelindung gaib yang menyertai perjalanan hidupnya.
Aura ini tidak hanya berfungsi sebagai penjaga, tetapi juga memengaruhi orang-orang di sekitarnya. Jika seseorang berniat baik, kehadiran orang Pahing akan menenangkan, layaknya payung yang melindungi dari terik matahari.
Sebaliknya, jika ada yang berniat buruk, aura mereka bisa berubah menjadi menakutkan dan membuat lawan ciut nyali tanpa perlu adu fisik.
Tak heran jika ada pepatah lama di desa-desa yang berbunyi, "ojo sembrono karo wong Pahing, mergo atine abot," yang artinya jangan sembarangan dengan orang kelahiran Pahing karena hatinya 'berat'.
Namun, kekuatan besar ini datang dengan tanggung jawab dan ujian yang tak kalah besar. Hidup orang dengan weton Pahing jarang berjalan mulus.
Mereka sering dihadapkan pada berbagai cobaan berat sejak kecil hingga dewasa, seolah alam sengaja menguji kesabaran dan keteguhan hati mereka.
Ujian-ujian inilah yang menempa mereka menjadi pribadi yang tangguh, bijaksana, dan memiliki daya tahan luar biasa, laksana besi yang ditempa berkali-kali hingga menjadi baja yang kuat.
Baca Juga: Bukan Sekadar Hoki, Primbon Jawa Ungkap 'DNA' Kekayaan Tersembunyi di Balik 5 Weton Ini