Kronologi Athaya, Mahasiswa Indonesia Meninggal Usai Mendampingi Pejabat di Austria

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 10 September 2025 | 15:38 WIB
Kronologi Athaya, Mahasiswa Indonesia Meninggal Usai Mendampingi Pejabat di Austria
Muhammad Athaya Helmi Nasution [Ist]
Baca 10 detik
  • Seorang mahasiswa Indonesia meninggal di Wina, Austria.
  • Korban meninggal akibat heatstroke saat bertugas mendampingi pejabat.
  • PPI Belanda kecam penyelenggara karena dianggap lalai.

Suara.com - Kabar duka menyelimuti Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Belanda. Seorang mahasiswa bernama Muhammad Athaya Helmi Nasution (18) meninggal dunia di Wina, Austria, saat bertugas sebagai pendamping rombongan pejabat Indonesia.

Athaya, yang tercatat sebagai mahasiswa Universitas Hanze, Groningen, Belanda, wafat pada 27 Agustus 2025. Jenazahnya telah dipulangkan ke Indonesia pada 4 September.

Menurut pernyataan resmi PPI Belanda, Athaya meninggal akibat heatstroke atau sengatan panas. Kondisi ini dipicu oleh kurangnya cairan dan nutrisi, yang menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan penurunan kadar gula darah secara drastis.

Athaya disebut telah menjalani tugas pendampingan sejak pagi hingga malam hari, dan aktivitas panjang tanpa istirahat yang cukup membuatnya kolaps hingga akhirnya meninggal dunia.

Kritik Keras terhadap Pihak Penyelenggara

PPI Belanda melontarkan kecaman keras terhadap dugaan kelalaian yang dilakukan oleh pihak event organizer (EO) dan koordinator liaison officer (LO) yang bertanggung jawab atas perjalanan dinas tersebut.

Mereka menilai, meskipun Athaya meninggal, acara kunjungan kerja tetap berjalan seperti biasa.

"Alih-alih mengunjungi tempat penginapan saat almarhum menghembuskan napas terakhir, acara kunjungan kerja terus bergulir di mana pihak EO justru sibuk mengurus acara makan-makan bersama pejabat publik," demikian pernyataan dari PPI Belanda.

Hingga kini, belum ada permintaan maaf atau pertanggungjawaban yang jelas dari EO maupun LO kepada keluarga almarhum.

Baca Juga: Bahlil Kumpulkan Fraksi Golkar di DPR, Beri Arahan Khusus: Harus Peka Kondisi Masyarakat

Parahnya lagi, keluarga Athaya yang datang ke Wina dilaporkan menerima informasi yang tidak transparan mengenai kegiatan yang dipandu oleh almarhum selama kunjungan tersebut.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI membenarkan insiden ini. Dirjen Perlindungan WNI dan BHI Kemlu, Judha Nugraha, mengatakan bahwa berdasarkan hasil autopsi otoritas setempat, Athaya meninggal karena dugaan kejang (suspected seizure).

Kemlu juga menjelaskan bahwa Athaya terlibat dalam tugas pendampingan delegasi DPR RI, OJK dan Bank Indonesia yang sedang melakukan serangkaian pertemuan resmi dengan otoritas Austria.

Pihak EO yang mengelola kunjungan dan melibatkan mahasiswa Indonesia di luar negeri ini diketahui berasal dari Indonesia.

Terkait insiden tragis ini, PPI Belanda mengeluarkan peringatan penting. Mereka menegaskan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam mendampingi pejabat publik berpotensi menempatkan mereka pada situasi berisiko tanpa perlindungan yang memadai.

Organisasi ini menolak praktik memfasilitasi perjalanan dinas pejabat yang tidak didukung oleh kontrak resmi, perlindungan hukum, dan mekanisme yang jelas.

Selain itu, PPI Belanda juga mengimbau seluruh mahasiswa Indonesia di Belanda untuk menolak tawaran pendampingan pejabat publik yang datang melalui jalur pribadi atau jaringan pertemanan.

Kejadian ini menjadi pengingat pahit bagi para mahasiswa agar lebih waspada dan selektif dalam menerima tawaran pendampingan yang berpotensi membahayakan diri.

Kontributor : Rizqi Amalia

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI