- Kartika Sari Dewi Soekarno baru kali pertama kali ini ziarah usai 55 tahun Bung Karno wafat.
- Potretnya ke makam sang ayah pun menjadi viral dan menarik perhatian banyak orang.
- Mengapa baru sekarang ia ke makam Soekarno?
Suara.com - Profil Kartika Sari Dewi Soekarno mendadak dibicarakan publik usai putri dari Presiden Pertama Indonesia, Soekarno dari pernikahannya dengan Ratna Sari Dewi ini ziarah ke makam sang ayah untuk pertama kalinya sejak Bung Karno wafat 55 tahun silam.
Melihat unggahan Instagram @katiksoekarnofoundation, Kartika terlihat mengunjungi makam di Blitar tersebut bersama putranya, Frederik Kiran Soekarno Seegers.
Keduanya tampak kompak mengenakan pakaian berwarna pink, Kartika juga mengenakan kerudung warna serupa.
“Today Blitar #myfather #prayers.” Begitu caption foto singkat yang dibubuhkan dalam unggahannya.
Kepada para wartawan, Kartika mengaku bahwa ia langsung bertolak ke Kota Blitar usai menempuh perjalanan dari London. Tak hanya berdoa, Kartika tampak berkontemplasi selama 15 menit di depan makam sang ayah.
Ini merupakan kunjungan pertama sejak Kartika yang dulu berumur 3 tahun turut mengantarkan sang ayah ke peristirahatan terakhir.
“Saya ke sini sejak usia 3 tahun, selalu ada rasa emosional yang tinggi. Saya berdoa memohon ampunan dari Bpak, dukungan untuk anak saya dan saya. Jika saya punya kesalahan di masa lalu, saya juga meminta dukungan untuk kehidupan saya,” ungkapnya.
Lantas, bagaimana kehidupan Kartika selama ini? Apakah iaa turut terjun ke politik? Mengapa ia memilih tinggal di luar Indonesia? Berikut informasi lengkapnya.
Profil Kartika Sari Dewi Soekarno
Baca Juga: Istri ke-7 Soekarno Yurike Sanger Meninggal Dunia di AS
Kartika Sari Dewi Soekarno lahir pada 11 Maret 1967 di Tokyo, Jepang. Ia merupakan putri tunggal dari pasangan Presiden Soekarno dengan Ratna Sari Dewi, seorang perempuan keturunan Jepang yang bernama asli Naoko Nemoto.
Kartika menghabiskan masa kecilnya di Jepang, mengingat kondisi politik Indonesia pada masa itu yang membuat ibunya memilih menetap di Negeri Sakura.
Kartika menjalani sekolah dasar dan menengah di Jepang, lalu melanjutkan ke Eropa. Ia menempuh studi di bidang hubungan internasional di salah satu universitas di Swiss.
Meski berasal dari keluarga politikus besar, Kartika lebih banyak meniti jalan di luar ranah politik praktis. Kariernya berkembang di sektor filantropi.
Ia mendirikan Kartika Soekarno Foundation (KSF), sebuah yayasan yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan anak-anak di Indonesia, khususnya dalam akses pendidikan, kesehatan, dan gizi.
Melalui yayasan tersebut, Kartika aktif menggandeng berbagai pihak internasional untuk membantu program-program di Indonesia.
Kartika pernah menikah dengan Frits Frederik Seegers, seorang bankir asal Belanda yang pernah menjabat sebagai Presiden Citibank Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.
Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai seorang putra bernama Frederik Kiran Soekarno Seegers. Walaupun kemudian rumah tangga mereka tidak berlanjut, hubungan Kartika dengan putranya terlihat sangat dekat.
Kiran kerap mendampingi sang ibu dalam kegiatan penting, termasuk saat ziarah ke makam Bung Karno di Blitar baru-baru ini.
Apakah Kartika Sari Dewi Soekarno Tinggal di Indonesia?
Pertanyaan mengenai tempat tinggal Kartika sering muncul, mengingat ia jarang terlihat di Tanah Air. Faktanya, Kartika tidak menetap di Indonesia.
Sejak kecil, kehidupannya memang berpindah-pindah mengikuti sang ibu yang memilih tinggal di luar negeri setelah era pemerintahan Presiden Soekarno berakhir.
Sebagian besar masa mudanya dihabiskan di Jepang, kemudian berpindah ke Belanda dan Swiss untuk melanjutkan studi serta memulai karier.
Setelah menikah, Kartika sempat menetap di berbagai kota besar dunia, termasuk London dan New York, mengikuti pekerjaan sang suami yang berkecimpung di dunia perbankan internasional.
Kini, Kartika lebih banyak menghabiskan waktunya di London bersama putra semata wayangnya. Meski sering berada di luar negeri, Kartika tidak pernah melupakan tanah kelahirannya.
Kunjungan ziarah ke makam Bung Karno setelah 55 tahun menjadi bukti keterikatan emosionalnya dengan Indonesia.
Dalam wawancara dengan media, ia juga mengungkapkan rasa rindu dan hubungan spiritual dengan sang ayah meski tidak sempat mengenalnya secara dekat di masa kecil.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri