Dari Pasar Malam ke Fine Dining, Daging Panggang Tak Pernah Kehilangan Pesona

Agung Pratnyawan Suara.Com
Senin, 22 September 2025 | 16:13 WIB
Dari Pasar Malam ke Fine Dining, Daging Panggang Tak Pernah Kehilangan Pesona
Ilustrasi Daging Pangang [pixels]

Suara.com - Siapa yang tidak kenal daging panggang? Dari tacos al pastor di Meksiko sampai döner kebab di Turki, hidangan yang diproses dengan cara dipanggang di atas spit atau tusuk ini sukses mencuri hati pecinta kuliner di berbagai belahan dunia. 

Popularitasnya yang meluas menunjukkan bahwa daging panggang bukan hanya sekedar makanan, melainkan sebuah fenomena kuliner global.

Kuliner Lintas Benua

Dilansir dari CNN (21/8/2025) Döner kebab di Jerman telah menjadi salah satu makanan cepat saji paling laris, dengan omzet miliaran euro setiap tahunnya.

Warung-warung döner kebab menjamur di kota-kota besar, menawarkan rasa yang menggoda dan cepat saji. 

Sementara itu, tacos al pastor, yang berasal dari Meksiko, kini tidak hanya ramai di nikmati di tanah airnya, tetapi juga telah menjelajah ke berbagai negara seperti Argentina, Australia, hingga Finlandia.

Fenomena ini menunjukkan bahwa cita rasa daging panggang benar-benar universal dan mampu menjangkau lidah masyarakat dunia.

Perpaduan Rasa dan Budaya

makanan tacos.pixels
makanan tacos [pixels]

Uniknya, banyak hidangan panggang hadir lewat perpaduan budaya yang kaya. Contohnya adalah tacos al pastor, yang lahir dari sentuhan imigran Lebanon di Meksiko.

Awalnya, mereka memperkenalkan shawarma, sebuah hidangan yang sangat populer di Timur Tengah. 

Baca Juga: Unik Banget! 10 Kuliner Indonesia Ini Namanya Jorok, tapi Rasanya Bikin Nagih

Namun, seiring waktu, resep dan bumbu shawarma diadaptasi dengan cita rasa lokal Meksiko, sehingga terciptalah tacos al pastor yang kini terkenal dan sangat digemari sejak 1960-an.

Proses adaptasi ini mencerminkan bagaimana makanan dapat menjadi jembatan antara dua budaya yang berbeda.

Hidangan-hidangan ini tidak hanya menyenangkan lidah tetapi juga menciptakan momen kebersamaan.

Ketika orang berkumpul untuk menikmati daging panggang, mereka tidak hanya berbagi makanan, tetapi juga berbagi cerita, tradisi, dan kenangan.

Ini adalah salah satu alasan mengapa daging panggang terus menjadi favorit di seluruh dunia.

Dari Zaman Kuno ke Meja Modern

Jauh sebelum daging panggang menjadi favorit street food, teknik memanggang daging di atas spit sudah dilakukan sejak ribuan tahun lalu.

Bahkan, dalam kisah Yunani kuno seperti The Iliad dan The Odyssey, terdapat catatan tentang daging panggang yang disantap dalam pesta kemenangan.

Tradisi memanggang daging ini kemudian berkembang di Kekaisaran Ottoman, yang melahirkan hidangan-hidangan ikonik seperti shawarma dan döner kebab yang kita kenal sekarang.

Dengan sejarah yang panjang, daging panggang telah menjadi bagian integral dari tradisi kuliner di berbagai belahan dunia.

Bukan Sekadar Makanan

Lebih dari sekadar mengenyangkan perut, daging panggang juga menjadi simbol perjalanan budaya yang kaya.

Hidangan ini mengingatkan kita akan bagaimana makanan dapat menembus batas negara dan menyatukan orang dari berbagai latar belakang.

"Orang-orang sangat menyukai tacos al pastor ini," ujar Raul Morales, pemilik Taqueria Vista Hermosa di Los Angeles.

Ia menambahkan bahwa rasa lezat dan keunikan tacos al pastor mampu menarik perhatian banyak orang, baik lokal maupun turis.

Dengan semakin meningkatnya minat terhadap kuliner global, tidak diragukan lagi bahwa daging panggang akan terus menjadi bagian penting dari pengalaman gastronomi di seluruh dunia.

Masyarakat kini lebih terbuka untuk mencoba berbagai hidangan dari budaya yang berbeda, dan daging panggang menjadi salah satu jembatan yang menghubungkan berbagai tradisi kuliner.

Dari Pasar Jalanan hingga Restoran Mewah

Dari pasar jalanan yang ramai hingga restoran mewah yang menawarkan pengalaman bersantap yang unik, daging panggang selalu menemukan tempat di hati para pecinta kuliner. 

Di pasar malam, aroma daging yang dipanggang mengundang perhatian banyak orang, menggoda mereka untuk mencoba berbagai variasi hidangan, mulai dari kebab hingga tacos.

Di sisi lain, restoran fine dining pun mulai memasukkan teknik memanggang daging yang inovatif ke dalam menu mereka, menawarkan hidangan yang tidak hanya lezat tetapi juga estetis.

Fenomena ini menunjukkan bahwa apa yang kita nikmati di meja makan seringkali memiliki cerita yang lebih dalam sebuah perjalanan melintasi waktu dan budaya yang layak untuk dirayakan.

Kontributor : Laili Nur Fajar Firdayanti

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI