Profil dan Rekam Jejak Abu Bakar Ba'asyir, Mendadak Temui Jokowi di Solo

Selasa, 30 September 2025 | 12:47 WIB
Profil dan Rekam Jejak Abu Bakar Ba'asyir, Mendadak Temui Jokowi di Solo
Mantan terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir keluar dari Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur menggunakan mobil di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (8/1/2021). [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya]
Baca 10 detik
  • Pendiri Ponpes Al Mukmin Ngruki, Abu Bakar Ba'asyir, menemui Presiden ke-7 Joko Widodo alias Jokowi.
  • Dalam pertemuan tersebut, Abu Bakar Ba'asyir memberikan nasihat agar Jokowi lebih mengabdi kepada Islam.
  • Berikut profil dan rekam jejak dari Abu Bakar Ba'asyir.

Suara.com - Momen pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin Ngruki, Abu Bakar Ba'asyir, menemui Presiden ke-7 Joko Widodo alias Jokowi menyita perhatian publik.

Abu Bakar Ba'asyir menyambangi rumah Jokowi yang terletak di Jalan Kutai Utara 1, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, pada Senin, 29 September 2025.

Menyambut kedatangan Abu Bakar Ba'asyir, Jokowi langsung menyambut hangat dengan menyalami dan mencium tangan sang penceramah.

Isi pembicaraan dalam pertemuan tertutup tersebut diketahui berpusat pada nasihat dari Abu Bakar Ba'asyir agar Jokowi lebih mengabdi kepada Islam.

Berikut adalah profil dan rekam jejak Abu Bakar Ba'asyir. Kehadirannya dalam pertemuan itu bahkan disebut-sebut sempat membuat Jokowi terkejut.

Presiden ke-7 Jokowo kaget dengan kedatangan pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin Ngruki Sukoharjo Ustad Abu Bakar Ba'asyir ke kediamannya di Jalan Kutai Utara 1 Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Senin (29/9/2025). [Suara.com/Ari Welianto]
Presiden ke-7 Jokowo kaget dengan kedatangan pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin Ngruki Sukoharjo Ustad Abu Bakar Baasyir ke kediamannya di Jalan Kutai Utara 1 Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Senin (29/9/2025). [Suara.com/Ari Welianto]

Profil dan Rekam Jejak Abu Bakar Ba’asyir

Abu Bakar Ba'asyir lahir dari keluarga sederhana di Desa Pekunden, Mojoagung, Jombang, Jawa Timur, pada tanggal 17 Agustus 1938.

Ayahnya bernama Abud Ahmad Ba'asyir, seorang pedagang kain berdarah Yaman. Sementara itu, ibunya bernama Halimah.

Abu Bakar Ba'asyir adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara, terdiri dari empat perempuan dan tiga laki-laki bernama Seha, Fatmah, Aisyah, Salim, dan Ahmad.

Baca Juga: Nasihat Mengejutkan Abu Bakar Ba'asyir untuk Jokowi: Rakyat, Pemimpin, Kafir Harus Dinasehati!

Pada usia tujuh tahun, Abu Bakar Ba'asyir menjadi yatim setelah sang ayah wafat pada tahun 1945.

Sepeninggal ayahnya, ia dibesarkan oleh ibunya yang meskipun tidak pernah mengenyam pendidikan formal, mahiran mengaji dan memiliki pemahaman agama.

Berbekal ilmu agama itulah, sang ibu membimbing dan menanamkan nilai-nilai Al-Qur'an kepada anak-anaknya dengan penuh kasih sayang.

Di bawah asuhan ibunya, Abu Bakar Baasyir tumbuh menjadi pemuda sederhana yang terbentuk dalam suasana religius dan penuh keteladanan.

Dari kisah yang ia tuturkan sendiri, tampak jelas betapa besar rasa sayangnya terhadap sang ibu. Oleh karena itu, ketika ibunya wafat pada 1980, ia merasakan duka mendalam.

Kehidupan keluarganya yang sederhana di Mojoagung membuat pendidikan formal hanya dijalaninya hingga kelas satu SMA.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI