Sumber radiasi pada perangkat ini dirancang agar tetap tertutup rapat dan mencegah paparan ke manusia.
Jika tabung-tabung tersebut terbuka secara tidak sengaja atau sengaja, maka Cesium-137 di dalamnya bisa menyebar.
Paparan eksternal zat radioaktif ini dalam jumlah besar dapat menyebabkan luka bakar, penyakit radiasi akut, hingga kematian.
Paparan Cesium-137 bisa meningkatkan risiko kanker karena paparan radiasi gamma yang berenergi tinggi.
Sedangkan paparan internal Cesium-137 dapat melalui konsumsi atau inhalasi, memungkinkan zat radioaktif ini terdistribusi pada jaringan lunak terutama jaringan otot.
Jaringan tersebut akan terpapar partikel beta dan radiasi gamma, serta meningkatkan risiko kanker.
Sejumlah kecil Cesium-137 dapat ditemukan di lingkungan uji coba senjata nuklir dan dalam kecelakaan reaktor nuklir, seperti kecelakaan pembangkit listrik Chernobyl pada tahun 1986 yang menyebarkan Cesium-137 ke banyak negara di Eropa.
Cesium-137 Ditemukan di Udang Cikande
Zat radioaktif Cesium-137 ditemukan di kawasan industri di Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
Penemuan tersebut diketahui setelah penolakan produk undang beku Indonesia oleh otoritas Amerika Serikat di beberapa pelabuhan besar, termasuk Houston, Los Angeles, hingga Miami.
Baca Juga: Geger Cesium-137! KLH Segel Pabrik di Serang yang Diduga Cemari Udang Ekspor, Sanksi Pidana Menanti
Hasil pemeriksaan dari pihak Food and Drug Administration (FDA) dan Bea Cukai Amerika Serikat mendeteksi adanya kandungan radiasi pada kontainer udang pada Agustus 2025. Hal ini tentu memicu respon cepat dari pemerintah Indonesia.
"Kalau Cs-137 itu di atas ambang baku, kita juga punya standar 500 (becquerel/kg), kalau Amerika itu 1.200. Nah ternyata yang sudah kembali ke Indonesia ada yang hanya 68, minimum, yang itu jelas silakan, boleh dimakan," ujar Zulhas.
Kontributor : Rizky Melinda