Namun, para ulama kemudian menilai bahwa hadis ini tidak bisa dijadikan dasar keyakinan tentang waktu dekatnya Kiamat.
Peneliti hadis modern, Syuaib al-Arnaout, dalam catatan kakinya menyebut hadis ini berstatus lemah (dhaif).
Alasannya, karena dalam rantai periwayatan terdapat nama-nama yang diragukan kredibilitasnya. Beberapa perawi seperti Ibn Zughb al-Iyadi dianggap tidak dikenal luas oleh para ahli hadis, sehingga riwayatnya tidak cukup kuat.
Selain itu, isi hadis ini dianggap tidak sejalan dengan kaidah umum dalam ajaran Islam, yakni bahwa waktu Kiamat adalah rahasia Allah SWT semata. Maka, hadis tersebut tidak bisa dijadikan dalil atau hujjah dalam urusan akidah.
Dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah (HPT) Jilid 1, dijelaskan bahwa persoalan akidah hanya dapat ditegakkan dengan dalil yang tegas dari Al-Qur’an atau hadis mutawatir (yang diriwayatkan oleh banyak orang dan tidak diragukan). Karena hadis tentang Baitul Maqdis ini lemah, maka tidak dapat dijadikan landasan keyakinan.
Majalah Suara Muhammadiyah edisi No. 7 Tahun 2009 juga menegaskan bahwa dalam hal keimanan kepada tanda-tanda Kiamat, Muhammadiyah hanya mengakui yang bersumber dari dalil-dalil sahih dan mutawatir.
Allah dengan tegas menjelaskan dalam Al-Qur’an, Surah Al-A’raf ayat 187:
"Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, 'Kapan terjadi?' Katakanlah, 'Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia'."
Ayat ini menegaskan bahwa tidak ada seorang pun, termasuk Nabi, yang mengetahui kapan Kiamat akan datang.
Baca Juga: Legislator PKS Desak Imigrasi Tolak Visa Atlet Israel masuk Indonesia Ikut Kejuaraan Senam Dunia
Semua makhluk hanya diperintahkan untuk beriman, beramal saleh, dan mempersiapkan diri, bukan menebak-nebak waktunya.
Oleh karena itu, mengaitkan kemerdekaan Palestina dengan tanda-tanda Kiamat bukanlah pemahaman yang tepat. Kemenangan rakyat Palestina adalah bagian dari perjuangan kemanusiaan dan keadilan, bukan sinyal akhir zaman.
Demikian itu jawaban atas spekulasi Palestina merdeka sebagai tanda akhir zaman. Kiamat adalah urusan Allah. Ia akan datang sesuai kehendak-Nya, tanpa pertanda politik atau militer apa pun.
Kontributor : Mutaya Saroh