- Oseng Endok, dari gerobak telur jadi restoran kekinian hasil kolaborasi Ello MG dan Pewlin.
- Tetap murah dan autentik, Oseng Endok hadir dengan menu oseng dan sate khas Indonesia.
- Ello optimistis Oseng Endok bakal sukses besar dengan cita rasa yang bikin pasti balik lagi.
Suara.com - Siapa sangka, seporsi nasi telur oseng sederhana yang dulu dijual dari gerobakan pinggir jalan kini menjelma menjadi restoran kekinian penuh inovasi.
Kisah ini datang dari Oseng Endok, hasil kolaborasi tak terduga antara kreator konten dengan 9,7 juta pengikut, Ello MG, dan Pewlin, penjual nasi oseng telur gerobakan yang sempat viral di TikTok.
Segalanya bermula ketika Ello melihat unggahan Pewlin yang ramai dibicarakan warganet. Rasa penasaran membawanya langsung mendatangi gerobak tersebut, dan di sanalah titik awal kisah ini dimulai.
“Aku coba, ternyata rasanya enak banget dan paling proper kalau dijadikan menu restoran,” kata Ello saat Grand Opening Oseng Endok di Ciledug, Tangerang, Sabtu (18/10/2025).
Dari situ, Ello pun memutuskan untuk mengakuisisi dan mengembangkan usaha sederhana itu menjadi restoran dengan manajemen profesional, tanpa mengubah rasa khas yang sudah lebih dulu dicintai pelanggan.

Transformasi besar pun dilakukan, mulai dari riset rasa, konsep penyajian, hingga inovasi menu. Hasilnya? Rasa masakan diklaim meningkat hingga 80 persen lebih baik dari versi awal.
Meski kini tampil modern dengan ruangan ber-AC dan desain yang lebih nyaman, Oseng Endok tetap mempertahankan nuansa rumahan yang hangat. Setiap menu disajikan di atas daun jati, menciptakan aroma khas yang memperkaya pengalaman makan.
Menu andalan Nasi Oseng Endok Guyur dibanderol dengan harga terjangkau, hanya Rp13.000. Selain itu, tersedia juga variasi menu seperti Oseng Cumi Ireng Balakutak, Oseng Iga Mercon, hingga Oseng Tunjang Gongso, semua dengan cita rasa pedas gurih yang menggugah selera.
Tak berhenti di situ, Ello juga menambah tujuh jenis sate unik, dari sate udang, sate usus berbentuk bola, hingga sate koyor yang chewy yang semuanya disajikan dengan sambal pedas khas Aye.
Aneka pelengkap seperti kerupuk, puding cup, buah segar, dan martabak bandeng turut melengkapi pengalaman bersantap. Yang menarik, meski kualitas meningkat, harga justru dibuat lebih ramah di kantong.
“Dulu Pewlin jual sekitar Rp15 ribu, sekarang malah turun jadi Rp13 ribu biar semua bisa nyobain dan pasti balik lagi,” ujar Ello.
Di hari pembukaan, antusias masyarakat begitu tinggi. Ratusan pengunjung memenuhi area restoran, menikmati promo 500 porsi gratis dan program unik tukar telur, di mana satu butir telur bisa ditukar dengan satu porsi nasi oseng gratis.
Di balik dapurnya, Oseng Endok bekerja sama dengan Sambal Bakar Indonesia Group yang berpengalaman mengelola puluhan cabang restoran di berbagai kota.
Dengan sistem dapur terstandardisasi dan central kitchen, konsistensi rasa dijaga di setiap piring yang disajikan. Ello mengaku optimistis dengan masa depan Oseng Endok.
Dua hingga tiga cabang baru sudah direncanakan, bahkan ekspansi ke produk siap saji juga sedang disiapkan. “Kuncinya cuma satu: kalau enak, orang pasti balik lagi. Sesuai tagline kami, Pasti Balik Lagi,” ujarnya mantap.