Selamatkan Bumi dari Sekolah: 5 Alasan Pendidikan Lingkungan Harus Dimulai dari Kebiasaan Jajan

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 03 November 2025 | 15:10 WIB
Selamatkan Bumi dari Sekolah: 5 Alasan Pendidikan Lingkungan Harus Dimulai dari Kebiasaan Jajan
Ilustrasi kantin sekolah, jajanan di sekolah. (Unsplash/Hans)
Baca 10 detik
  • Pendidikan lingkungan bisa dimulai dari kebiasaan jajan di sekolah. 
  • Siswa perlu diajarkan bertanggung jawab pada kesehatan dan lingkungan. 

Suara.com - Bagi banyak anak, kantin sekolah adalah tempat pertama mereka belajar memilih apa yang ingin dimakan, mana yang disukai, dan mana yang dihindari. Tapi jarang yang sadar bahwa keputusan kecil seperti memilih jajanan ternyata berpengaruh besar pada kesehatan dan lingkungan.

Kebiasaan jajan bisa menjadi cermin perilaku konsumsi generasi muda, sekaligus pintu masuk penting untuk membangun kesadaran ekologis sejak dini.

Berikut lima alasan mengapa pendidikan lingkungan sebaiknya dimulai dari kebiasaan sederhana yakni cara kita jajan.

1. Jajanan Adalah Bagian dari Kehidupan Sehari-hari Anak

Anak-anak Indonesia tumbuh dengan budaya jajan, baik di sekolah maupun sekitar rumah. Makanan ringan dan minuman manis mudah ditemukan, terjangkau, dan menggoda.

Karena itu, edukasi soal keamanan pangan mulai dari membaca label, izin edar, hingga tanggal kedaluwarsa, menjadi langkah awal membentuk perilaku konsumsi yang sadar dan bertanggung jawab.

2. Dari Bungkus ke Bumi: Belajar Melihat Dampak Setiap Pilihan

Setiap kemasan yang dibuang sembarangan adalah pelajaran yang terlewat. Sampah plastik dari jajanan, terutama jenis multilayer seperti bungkus camilan, sering kali sulit diolah dan berakhir mencemari lingkungan.

Dengan mengenalkan pengelolaan sampah sejak di sekolah, anak-anak belajar melihat hubungan langsung antara kebiasaan kecil mereka dan kondisi bumi tempat mereka hidup.

Baca Juga: 7 Jajanan Tradisional yang Gluten-Free, Tak Kalah Enak dari Roti-rotian

3. Sekolah Adalah Ruang Paling Efektif untuk Menanamkan Kesadaran

Pendidikan lingkungan tak harus rumit. Di banyak sekolah, kegiatan sederhana seperti memilah sampah, membuat dropbox kemasan, atau mengubah limbah menjadi karya kreatif telah membantu membangun kebiasaan baru.

Di sinilah peran guru dan sekolah menjadi penting sebagai fasilitator yang menumbuhkan kebiasaan positif, bukan sekadar memberi pengetahuan.

4. Ketika Gerakan Sosial Masuk ke Dunia Pendidikan

Sejak Agustus 2025, lebih dari 20.000 siswa dan guru di wilayah Surakarta mengikuti gerakan “Bijak Jajan Cinta Bumi”, inisiatif dari PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk.

Program ini menjadikan kebiasaan jajan sebagai pintu masuk untuk mengajarkan tanggung jawab terhadap kesehatan dan lingkungan.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI