Guru Takut Tegur Murid Merokok? Dilema HAM VS Disiplin Hancurkan Wibawa Pendidik

Sabtu, 18 Oktober 2025 | 23:10 WIB
Guru Takut Tegur Murid Merokok? Dilema HAM VS Disiplin Hancurkan Wibawa Pendidik
Anak sekolah di Makasar merokok di samping guru (Instagram)
Baca 10 detik
  • Foto siswa SMA di Makassar yang merokok dan mengangkat kaki di samping gurunya viral dan memicu keprihatinan publik.

  • Guru bernama Ambo mengaku ragu menegur muridnya karena takut dicap melanggar HAM.

  • Kasus ini menyoroti krisis wibawa guru dan dilema disiplin di dunia pendidikan Indonesia.

Suara.com - Sebuah potret yang mengiris hati dari dunia pendidikan Indonesia kembali menjadi sorotan tajam.

Foto seorang siswa SMA di Makassar berinisial AS, yang dengan santainya merokok dan mengangkat kaki di samping gurunya, Ambo menyebar cepat di jagat maya.

Insiden ini bukan sekadar cerita tentang kenakalan remaja, melainkan sebuah dilema besar yang dihadapi para pendidik di era modern.

Di satu sisi, ada guru yang ragu bertindak karena takut dicap melanggar HAM.

Di sisi lain, ada pendidik yang memilih jalur kekerasan, seperti kasus kepala sekolah di Banten yang menampar muridnya karena ketahuan merokok.

Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria (Dok. SMAN 1 Cimarga)
Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria (Dok. SMAN 1 Cimarga)

Dalam klarifikasinya kepada Dinas Pendidikan Makassar, Ambo sang guru dalam foto viral tersebut, memberikan penjelasan yang justru menyoroti betapa rumitnya posisi pendidik saat ini.

Ia mengaku tidak menyadari muridnya memegang rokok karena fokusnya teralihkan pada permintaan AS untuk diajari membaca puisi.

Namun, pengakuannya yang paling mencuri perhatian adalah keraguannya untuk menegur secara tegas.

"Sekarang guru kalau keras sedikit bisa dibilang melanggar HAM," ujarnya.

Baca Juga: Guru Besar UGM Prof Nindyo Pramono: Kerugian BUMN Bukan Korupsi, Asal Penuhi Prinsip Ini

Pernyataan ini menyiratkan adanya tembok tak kasat mata yang membuat para guru ragu dalam menegakkan disiplin, takut tindakan mereka disalahartikan dan berujung pada sanksi.

Kasus ini menjadi antitesis tajam dari insiden yang terjadi di Banten, baru-baru ini.

Ilustrasi dampak bahaya rokok. (Dok. Pixabay/Pexels/Canva)
Ilustrasi anak sekolah merokok (Dok. Pixabay/Pexels/Canva)

Jika guru Ambo memilih kehati-hatian yang berujung pada kesan pembiaran, seorang kepala sekolah di Banten mengambil tindakan sebaliknya.

Menghadapi siswa yang juga melanggar aturan dengan merokok di lingkungan sekolah, sang kepala sekolah memilih respons fisik dengan menampar murid tersebut.

Hasilnya bisa ditebak, tindakan itu menuai kecaman luas, dianggap sebagai kekerasan di lingkungan pendidikan, dan berpotensi membawa konsekuensi hukum.

Dua peristiwa ini, meskipun terjadi di tempat yang berbeda dengan respons yang kontras, sebenarnya berakar dari masalah yang sama adanya ruang abu-abu dalam penerapan disiplin siswa dan tergerusnya wibawa guru.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI