Suara.com - Belakangan ini ramai beredar berita tentang penahanan produk basreng alias bakso goreng produksi Indonesia yang ditahan di perbatasan wilayah Taiwan karena terdeteksi mengandung pengawet asam benzoat dalam jumlah yang melebihi batas aman.
Hasil pemeriksaan BPOM Taiwan setempat menunjukkan adanya kandungan asam benzoat sebesar 0,05 g/kg.
Zat ini tidak termasuk ke dalam bahan tambahan pangan yang diizinkan dalam Standar Spesifikasi, Cakupan, Penerapan, dan Batasan Bahan Tambahan Pangan Taiwan, sehingga dianggap melanggar Undang-Undang keamanan dan Sanitasi Pangan.
Asam Benzoat: Pengawet Makanan yang sudah Umum Digunakan

Asam benzoat memang sering digunakan sebagai bahan pengawet pada berbagai macam olahan makanan. Bahan ini digunakan untuk mencegah adanya pertumbuhan khamir dan bakteri karena kelarutan konsentrasi garam asam benzoat tinggi.
Asam benzoat paling banyak digunakan sebagai bahan pengawet pada bahan pangan karena mempunyai sifat toksisitas yang relatif rendah. Pengawet ini banyak digunakan pada bahan pangan yang bersifat asam untuk mencegah pertumbuhan jamur khamir dan hanya aktif di lingkungan asam dengan pH 2.5 – 4.5.
Sebagai pengawet makanan, asam benzoat biasanya digunakan pada kadar 001 – 0,2%.
Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah ada ciri-ciri khusus yang menunjukkan basreng mengandung asam benzoat? Seperti telah disinggung sebelumnya, asam benzoat yang terdapat di dalam makanan umumnya tidak berbahaya selama berada di bawah batas aman.
Ciri-Ciri Basreng Mengandung Asam Benzoat
Baca Juga: Apa Itu Asam Benzoat yang Bikin Basreng Indonesia Ditarik BPOM Taiwan
Ciri-ciri basreng yang mengandung asam benzoat sebenarnya tidak bisa terlihat secara langsung pada tampilan fisik, tetapi bisa dikenali dari beberapa indikator seperti rasa yang sangat asam dan tajam. Tekstur makanan juga cenderung lebih keras dan tidak mudah lembek, serta ketahanan produk yang lebih lama dari biasanya.
Berikut ciri-ciri basreng yang berpotensi mengandung asam benzoat:
- Rasa: cenderung memiliki rasa asam yang sangat menyengat, lebih kuat dari biasanya, hingga terkadang terasa ‘menggigit’ di lidah
 - Tesktur: seringkali lebih keras, tidak mudah lembek, serta lebih awet ketika disimpan walaupun tidak di dalam kulkas
 - Ketahanan: produk basreng yang mengandung asam benzoat tentunya tidak cepat basi atau berjamur dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan produk yang tidak mengunakan pengawet
 - Bau: cenderung memiliki bau yang lebih tajam atau sedikit menyengat, walaupun tidak selalu ada atau tidak mutlak
 
Ciri-ciri yang disebutkan di atas memang tidak selalu bisa terdeteksi karena tergantung preferensi masing-masing individu. Meski demikian, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memastikan apakah suatu produk mengandung asam benzoat atau tidak.
Salah satu caranya adalah dengan memeriksa label kemasan. Jika ada bahan seperti natrium benzoat atau asam benzoat tertulis pada daftar bahan atau komposisi, maka basreng tersebut mengandung pengawet tersebut.
Batas Aman Asam Benzoat dan Efeknya Jika Berlebihan
Batas aman konsumsi asam benzoat yang ditetapkan oleh Food and Agriculture Organization of the United Nation (FAO) melalui Joint FAO/WHO Expert Comitee on Food Additives (JECFA) yang juga diadopsi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk Acceptable Daily Intake (ADI) adalah sebesar 5 mg/kg berat badan, berdasarkan total asam benzoat dan garam.