-
- Pertanian berkelanjutan adalah kebutuhan mendesak di Indonesia untuk menjaga ketahanan pangan, melestarikan lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan petani.
- Berbagai riset menunjukkan bahwa pertanian ramah lingkungan mampu menjaga produktivitas sekaligus menghadapi ancaman perubahan iklim dan degradasi ekosistem.
- Transformasi menuju pertanian berkelanjutan memerlukan kolaborasi lintas sektor dengan pemberdayaan komunitas lokal sebagai motor utama perubahan.
Suara.com - Indonesia dibangun di atas tanah subur, dihiasi ribuan pulau dengan iklim tropis yang kaya akan sumber daya hayati. Hatta, pertanian menjadi denyut nadi kehidupan bagi masyarakat, terutama di pedesaan. Tapi, di era modern, cara bertani masyarakat menyentuh titik nadir. Pertanian konvensional yang bergantung pada input kimia dan eksploitasi sumber daya membawa ke ambang risiko ekologis dan sosial.
“Karena itu, pertanian berkelanjutan bukan lagi wacana, tapi kebutuhan mutlak bagi masa depan Indonesia. Pertanian berkelanjutan bukan sekadar pilihan, melainkan prasyarat menjaga ketahanan pangan, kelestarian lingkungan, dan kesejahteraan petani Indonesia,” ujar Sidi Rana Menggala, Koordinator Nasional Global Environment Facility Small Grants Programme (GEF SGP) Indonesia, dalam pernyataannya di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Selasa (4/11/2026).
Ya, pertanian berkelanjutan hadir sebagai solusi holistik. Model ini menggabungkan keamanan pangan, konservasi lingkungan, dan inklusivitas sosial. Pertanian berkelanjutan mengurangi ketergantungan pada pestisida dan pupuk sintetis. Buntutnya, kualitas tanah dan air lebih baik. Nggak cuma itu, kesehatan petani dan konsumen pun terjaga.
“Selain itu, sistem ini juga mengedepankan cara-cara lokal dan tradisional yang sejalan dengan keanekaragaman hayati serta budaya Nusantara. Indonesia memiliki potensi besar untuk memimpin praktik pertanian rendah emisi yang tidak hanya menghidupi tanah, tapi juga memperbaiki kehidupan sosial dan ekonomi di pedesaan,” ujar Sidi.
Urgensi transisi ke pertanian berkelanjutan semakin terasa. Pasalnya, ancaman nyata berada di depan mata. Sebut saja, alih fungsi lahan yang masif, penurunan kesuburan tanah akibat bahan kimia, dan iklim yang kian ekstrem. Jika tidak diubah, sektor pertanian bakal menjadi korban sekaligus penyebab dari krisis lingkungan yang lebih besar. Alhasil, produksi pangan bisa terganggu, petani rentan, dan ekosistem rusak permanen.
“Jika kita terus mengabaikan keberlanjutan dalam pertanian, kita akan kehilangan bukan hanya lahan subur, tetapi juga masa depan anak cucu kita,” terang Sidi.

Kendati begitu, perubahan menuju sistem yang lebih berkelanjutan tidak cukup hanya dengan perubahan teknis. Nah, dibutuhkan kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah, sektor swasta, lembaga riset, organisasi masyarakat sipil, hingga petani sebagai pelaku utama.
Salah satu langkah yang sudah berjalan adalah program GEF SGP Indonesia yang mendorong investasi pertanian berkelanjutan, dengan langsung menyasar ke petani. Program ini memanfaatkan berbagai strategi, mulai dari memberikan pendanaan awal hingga membangun kemitraan lintas sektor.
“GEF SGP Indonesia memiliki tujuan untuk navigasi pembangunan Indonesia yang berkelanjutan secara scaleable. Melalui pendampingan dan dukungan modal, GEF SGP percaya bahwa komunitas lokal memiliki kapasitas untuk menjadi pusat inovasi dan perubahan dalam sistem pangan yang lebih adil dan berkelanjutan,” terang Sidi.
Baca Juga: Sawah Baru di Tanah Laut Siap Dongkrak Produksi Padi Kalsel, Kementan Perkuat Mekanisasi Pertanian
Tak bisa dipungkiri, masih banyak pekerjaan rumah yang kudu dikelarkan. Namun, dengan langkah kolektif, visi ini bukan omon-omon belaka. Di masa depan, bisa dibayangkan Indonesia sebagai pusat praktik pertanian yang tidak hanya produktif, tetapi juga selaras dengan alam dan memperkuat ketahanan pangan global.
“Pertanian berkelanjutan adalah jalan bagi Indonesia untuk menjaga bumi dan manusia sekaligus. Sebuah investasi jangka panjang yang bermanfaat bagi generasi kini dan mendatang,” ujar Sidi.
Peluang bonus demografi
Melansir laman situs Universitas Gadjah Mada (UGM), Subejo, dosen Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Faperta UGM, mengatakan pembangunan pertanian berkelanjutan dianggap penting karena untuk memenuhi kebutuhan makanan yang terus meningkat di tengah pertumbuhan penduduk yang cepat, serta untuk mengurangi dampak lingkungan yang negatif dari pertanian.
Di tingkat nasional, kata Subejo, pertanian berkelanjutan merupakan salah satu prioritas pembangunan untuk memperkuat ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Pemerintah sering mengeluarkan kebijakan dan program untuk mendorong pertanian berkelanjutan, termasuk melalui pemberian bantuan keuangan kepada petani, pengembangan teknologi pertanian yang ramah lingkungan dan peningkatan akses kepada informasi dan pelatihan bagi petani,” kata Subejo.
