Makna Tradisi Rambu Solo' di Toraja, Lebih dari Sekadar Ritual dengan Biaya Besar

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Rabu, 05 November 2025 | 14:00 WIB
Makna Tradisi Rambu Solo' di Toraja, Lebih dari Sekadar Ritual dengan Biaya Besar
Pesta Rambu Solo di Toraja selalu dinantikan para wisatawan. Ritual adat ini adalah sebuah upacara pemakaman bagi suku Toraja yang sangat ramai [[SuaraSulsel.id / Istimewa]

Suara.com - Rambu Solo' bukanlah plesetan dari rambu-rambu lalu lintas, tetapi sebuah adat istiadat di tanah Toraja.

Indonesia memiliki banyak suku dan setiap suku di Indonesia memiliki adat istiadat yang mencerminkan pandangan hidup dan nilai-nilai spiritual mereka. 

Bagi masyarakat Tana Toraja di Sulawesi Selatan, salah satu tradisi yang paling sakral dan dikenal luas adalah Rambu Solo', sebuah upacara pemakaman adat yang menjadi bentuk penghormatan terakhir bagi orang yang telah meninggal.

Tradisi ini bukan sekadar ritual kematian, melainkan juga perwujudan hubungan antara manusia, leluhur, dan alam semesta yang diyakini masyarakat Toraja sejak zaman nenek moyang.

Menurut penelitian Paganggi, Hamka, dan Asmirah dalam karya mereka berjudul Pergeseran Makna dalam Pelaksanaan Upacara Adat Rambu Solo pada Masyarakat Toraja, tradisi ini telah berlangsung sejak generasi leluhur pertama.

Rambu Solo' sendiri berasal dari kata rambu yang berarti asap atau sinar, dan solo’ yang berarti turun. 

Secara simbolik, prosesi ini dilaksanakan pada saat matahari mulai tenggelam, menggambarkan perjalanan roh yang meninggalkan dunia menuju alam baka.

Pesta Rambu Solo di Toraja selalu dinantikan para wisatawan. Ritual adat ini adalah sebuah upacara pemakaman bagi suku Toraja yang sangat ramai [[SuaraSulsel.id / Istimewa]
Pesta Rambu Solo di Toraja selalu dinantikan para wisatawan. Ritual adat ini adalah sebuah upacara pemakaman bagi suku Toraja yang sangat ramai [[SuaraSulsel.id / Istimewa]

Dalam kepercayaan tradisional Aluk Todolo, seseorang yang telah meninggal belum dianggap benar-benar pergi sebelum seluruh rangkaian Rambu Solo selesai dilakukan.

Selama masa itu, jenazah akan disemayamkan di rumah keluarga dan dianggap masih dalam keadaan "sakit" atau "tidur". 

Baca Juga: Dianggap Hina Adat Toraja, Pandji Pragiwaksono Minta Maaf atas Materi Stand Up 12 Tahun Lalu

Hanya setelah upacara selesai, roh diyakini dapat berangkat menuju Puya, alam keabadian tempat arwah beristirahat dengan tenang.

Makna Tradisi Rambu Solo di Toraja

Makna tradisi Rambu Solo di Toraja dapat dipahami lewat tujuan utama dari pelaksanaannya, yakni untuk menyempurnakan kematian seseorang. Masyarakat Toraja percaya bahwa roh membutuhkan bekal dan doa untuk dapat menempuh perjalanan ke alam baka. 

Oleh karena itu, seluruh keluarga dan kerabat berkumpul untuk memastikan prosesi berjalan lancar. Kelancaran upacara dianggap sebagai penentu kedudukan arwah di dunia spiritual.

Bagi masyarakat Toraja, kematian bukan akhir dari kehidupan, melainkan tahap menuju keabadian. Nilai ini memperlihatkan betapa kuatnya penghormatan terhadap leluhur serta keyakinan akan kesinambungan antara kehidupan dunia dan akhirat.

Pelaksanaan Tradisi Rambu Solo di Toraja

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI