Suara.com - Berikut adalah profil dan biodata lengkap B.M Diah, sang pahlawan menyelamat teks proklamasi yang sempat diabaikan.
Ada banyak sekali pahlawan dan tokoh di Indonesia. Akan tetapi, beberapa nama mungkin jarang kita dengar karena satu dan lain hal.
Salah satu tokoh yang manuvernya cukup berjasa bagi bangsa Indonesia adalah B.M Diah.
Bagaimana tidak, Burhanuddin Mohammad Diah atau B.M Diah adalah orang yang menyelamatkan draft teks proklamasi yang sempat diabaikan.
Sebelum membaca lebih jauh tentang kisah bagaimana B.M Diah menyelamatkan draft teks proklamasi tersebut, berikut adalah profil dan biodata lengkap dari sang tokoh.
Siapa B. M. Diah, Tokoh Pers yang Selamatkan Draf Proklamasi
Nama : Burhanuddin Mohammad Diah
Gender : Laki-Laki
Tanggal Lahir : 7 April 1917
Riwayat Pendidikan:
- HIS di Kutaraja (Aceh)
- Taman Siswa di Medan
- Sekolah Dagang Middlebaar National Handel Collegium di Bandung
- Sekolah Tinggi Ekonomi Pertikelir di Bandung
- Sekolah Jurnalistik Ksatria Institut Dr. E.E. Douwes Dekker di Bandung
Riwayat Karir:
Baca Juga: 13 Ide Kostum Hari Pahlawan 2025, Dari Soekarno hingga Gundala Putra Petir
- Sekretaris pribadi Douwes Dekker
- Wartawan Sinar Deli, Medan
- Millimeter Vreter pada harian Sin Po (1938)
- Penerjemah dan pembantu Kantor Penerangan Konsul Jenderal Inggris
- Menerbitkan majalah Percaturan Dunia dan Film
- Pemimpin redaksi harian Asia Raya (1945)
- Mendirikan harian Merdeka dan menjadi anggota KNIP (1945)
- Duta Besar untuk Cekoslovakia, Inggris, dan Muangthai (1959-1968)
- Menteri Penerangan RI (1968)
- Ketua Umum PWI (1970)
- Menerbitkan majalah berita mingguan Ekspres (1970) dan Topik (1972)
- Surat Kabar Jurnal Ekuin (1981)
- Dewan Pembina PWI Pusat (1973-1983)
- Ketua Harian Dewan Pers (1981)
- Penasihat PWI Pusat (1983-1988)
Penghargaan
- Bintang Mahaputra Utama dari Presiden Soeharto pada 10 Mei 1978
- Piagam Penghargaan (17 Agustus 1995) Medali Perjuangan Angkatan '45 dari Dewan Harian Nasional (17 Agustus 1995)
- Pada 1959, BM Diah dipercaya menjadi duta besar Indonesia untuk Cekoslovakia dan Hongaria.
- Setelah itu, BM Diah dipindahkan ke Inggris (1962-1964), kemudian ke Thailand (1964-1966).
![Profil dan biodata B.M Diah. [Komdigi]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/11/10/25203-profil-dan-biodata-bm-diah.jpg)
Kisah B.M Diah dalam Kemerdekaan Republik Indonesia
Sebagaimana diketahui, selain sebagai pengusaha, diplomat, dan wartawan, B.M Diah juga dikenal sebagai penyelamat draft teks proklamasi RI.
B.M Diah adalah sosok yang menyimpan dengan baik teks proklamasi Republik Indonesia selama 40 tahun.
Dengan demikian, kita semua sebagai generasi penerus masih bisa melihat teks proklamasi yang dibacakan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1945 lalu.
Dikisahkan, B.M. Diah, para aktivis, dan para pemuda lain menunggu di ruang tengah rumah Laksamana Maeda ketika saat Soekarno, Moh. Hatta, dan Achmad Soebardjo menyusun draf proklamasi.
Saat draft proklamasi sudah disetujui, Soekarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik naskah tersebut.
Namun setelah diketik, Soekarno, Hatta, dan Sayuti Melik membuat draft proklamasi begitu saja.
“Setelah naskah tersebut disalin oleh Sayuti Melik, naskah tersebut dibuang ke tempat sampah begitu saja” Ungkap B.M Diah dalam buku biografi berjudul Butir-butir Padi B.M Diah, Tokoh Sejarah yang Menghati Zaman”.
Sebagai seorang wartawan yang punya kepekaan, B.M Diah tak membiarkan hal tersebur terjadi.
Ia memungut draft proklamasi tersebut dan kemudian menyimpannya. Bahkan dalam benaknya, ia ingin sekali menyelamatkan setiap bukti tentang setiap peristiwa penting.
Itulah yang membuat B.M Diah tidak membiarkan draft tersebut hanya berakhir di tempat sampah.
Atas kepekaan B.M Diah tersebut, generasi saat ini masih bisa melihat bentuk teks proklamasi yang asli.
Selain soal teks proklamasi, B.M Diah juga turut berperan dalam perjuangan Indonesia memeroleh kemerdekaan.
Bahkan atas jasa dan perjuangan B.M. Diah, ia menerima penghargaan dari Presiden Soeharto, yakni Bintang Mahaputra Utama pada 10 Mei 1978.
Ia juga mendapatkan penghargaan medali perjuangan angkatan 45 dari Dewan Harian Nasional Angkatan 45 pada 17 Agustus 1955.
Wafatnya B.M Diah
Pada 1966, BM Diah kembali ke Indonesia dan diangkat oleh Presiden Soeharto menjadi Menteri Penerangan (1966-1968).
Setelah itu, ia kembali menekuni dunia jurnalis dan pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT Masa Merdeka dan Wakil Pemimpin PT Hotel Prapatan-Jakarta.
BM Diah wafat pada 10 Juni 1996 di Jakarta akibat stroke dan penyakit ginjal. Jasadnya kemudian dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Itulah profil dan biodata B.M Diah, tokoh yang berjasa bagi Indonesia.
Kontributor : Damai Lestari