- World Cities Day menyoroti pentingnya pembangunan kota berkelanjutan yang selaras dengan alam.
- PIK2 menerapkan konsep ruang hijau dan sistem ekologis agar kota tetap “bernapas.”
- PIK2 menegaskan kota yang baik adalah kota yang ramah bagi manusia dan alam.
Suara.com - Setiap 31 Oktober, dunia memperingati World Cities Day sebagai momen refleksi tentang bagaimana kota berkembang dan bagaimana seharusnya ia dirancang untuk masa depan.
Tema yang diusung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Better City, Better Life, mengingatkan pentingnya keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian alam.
Di tengah laju urbanisasi dan pertumbuhan penduduk yang pesat, kota tidak hanya dituntut menjadi pusat ekonomi, tetapi juga ruang hidup yang sehat dan berkelanjutan.
Dalam konteks ini, ruang hijau memiliki peran penting. Vegetasi, taman kota, dan ruang terbuka bukan hanya elemen estetika, tetapi bagian dari sistem ekologis yang membantu kota bertahan.
Ruang hijau berfungsi sebagai penyaring udara, pengatur suhu, pengendali banjir, serta tempat warga bersosialisasi dan berinteraksi dengan alam.
Keberadaan ruang seperti ini menjadi indikator kualitas hidup suatu kota, semakin luas dan terawat ruang hijaunya, semakin tinggi tingkat kenyamanan warganya.
Kesadaran akan pentingnya keseimbangan ekologis mulai tampak dalam beberapa pengembangan kawasan perkotaan di Indonesia, salah satunya di Pantai Indah Kapuk 2 (PIK2), Jakarta Utara.
Kawasan ini dirancang dengan pendekatan green and sustainable development yang menekankan keterhubungan antara infrastruktur dan lingkungan.
Di jalur hijau Greenbelt Boulevard, misalnya, pohon trembesi dan palem ditanam berderet untuk membentuk koridor hijau yang menjadi paru-paru kawasan.
Baca Juga: Gebrakan Zohran Mamdani! Walikota New York Minta FIFA Turunkan Harga Tiket Piala Dunia 2026
“Happy World City Days today, toward a sustainable urban future. Maju terus PIK2,” ujar Ade Yusuf, Landscape Management Director Agung Sedayu Group, dalam peringatan Hari Kota Sedunia di kawasan tersebut.
Menurutnya, pembangunan kota yang baik bukan hanya tentang estetika, melainkan juga bagaimana tanah, air, dan udara dapat terus mendukung kehidupan di dalamnya.
Beberapa area di PIK2, seperti La Riviera, Land’s End, dan Aloha PIK2, dirancang untuk memadukan fungsi ruang publik dengan elemen alami.
La Riviera mengadaptasi sistem air terbuka yang membantu menjaga keseimbangan hidrologi kawasan, sementara Land’s End dan Aloha membuka kembali akses warga terhadap ruang laut yang selama ini sering tertutup oleh beton dan bangunan privat.
“Semoga setiap sudut PIK2 jadi ruang bagi kebersamaan dan harapan baru. Selamat Hari Kota Sedunia,” tutur Miranda D.W.K, Advertising Promotion Director Agung Sedayu Group.
Keseimbangan antara ruang hidup dan ruang hijau juga diterapkan di kawasan komersialnya. Jalur pejalan kaki dan pesepeda di CBD Beachwalk disusun sejajar dengan kendaraan bermotor, memberi ruang mobilitas yang inklusif.