- Edible fragrance muncul sebagai inovasi baru yang menggabungkan aroma dan sensasi rasa, membuka pengalaman multisensori dalam dunia wewangian.
- Edible fragrance membuka cara baru dalam menikmati parfum: tidak lagi sekadar membaui, tetapi benar-benar merasakan karakter aromanya.
- Teknologi ini diprediksi menjadi salah satu tren besar industri parfum pada 2026 karena konsumen semakin mencari produk yang unik dan immersive.
Suara.com - Dunia parfum memasuki babak baru dengan kehadiran edible fragrance, inovasi wewangian yang bukan hanya bisa dihirup, tetapi juga dapat dirasakan secara aman.
Konsep ini menggabungkan teknologi aroma dengan sensasi rasa, menciptakan pengalaman multisensori yang selama ini hanya hadir di ranah gastronomi atau seni pertunjukan.
Edible fragrance membuka cara baru dalam menikmati parfum: tidak lagi sekadar membaui, tetapi benar-benar merasakan karakter aromanya.
Para pakar menilai teknologi ini berpotensi menjadi salah satu tren besar industri fragrance di tahun 2026.
Pergeseran preferensi konsumen menuju produk yang lebih imersif, berani, dan berorientasi pengalaman membuat edible fragrance memiliki momentum kuat untuk tumbuh.
Nah, tren wewangian 2026 nanti diprediksi bergerak ke arah experience-driven fragrance, teknologi aroma yang lebih interaktif, serta eksplorasi bahan-bahan yang menghadirkan kedalaman rasa dan cerita.
Hal ini karena konsumen tidak lagi hanya ingin memakai parfum, mereka ingin mengalami dan terlibat dalam narasi aromanya.
Edible fragrance berada tepat di persimpangan tren tersebut: unik, eksperimental, sekaligus premium.

Momentum ini semakin terasa ketika PT. Eloi Coco Industries menghadirkan edible fragrance ke pasar Indonesia melalui kolaborasi eksklusif bersama International Flavors & Fragrances (IFF), salah satu pemain global terdepan di industri aroma.
Baca Juga: 5 Parfum Aroma Soapy yang Bikin Kamu Wangi Seperti Habis Mandi
Dalam acara yang digelar di Jakarta, para tamu mendapatkan kesempatan langka untuk mencicipi langsung edible fragrance sambil mempelajari perkembangan teknologi parfum terbaru.
Kolaborasi tersebut menghadirkan tiga sosok penting dari IFF—Ann Wang, Mathieu Vannier, dan Aram Boyadjian—yang membagikan insight mengenai arah industri parfum global.
Dari Indonesia, hadir juga Prita Anggriana dan Robin Nugraha yang menyoroti pertumbuhan pesat pasar parfum lokal.
Menurut Sacheev Dodani, Direktur PT. Eloi Coco Industries, kehadiran edible fragrance bukan sekadar demonstrasi teknologi, tetapi pembuka jalan menuju masa depan industri wewangian Indonesia.
“Kolaborasi ini bukan hanya tentang menghadirkan teknologi terbaru seperti edible fragrances, tetapi tentang memperluas cara kita memaknai aroma sebagai bagian dari pengalaman manusia,” ujarnya.
Dengan langkah ini, Eloi Coco dan IFF memperkuat posisi Indonesia sebagai pasar potensial untuk inovasi multisensori.