- Hari Ibu 22 Desember berakar dari Kongres Perempuan Indonesia I 1928, sebuah gerakan perjuangan politik.
- Maknanya adalah mengenang perjuangan kolektif perempuan, berbeda dari Mother's Day yang bersifat personal dan domestik.
- Rayakan Hari Ibu kekinian dirasa mulai keluar jalur dari sejak pertama kali ditetapkan.
Dimana berfokus pada penghargaan personal terhadap ibu dalam lingkup keluarga. Penting untuk memahami perbedaan fundamental antara keduanya.
1. Akar Sejarah
- Hari Ibu (22 Desember): Lahir dari gerakan politik dan sosial untuk kemerdekaan dan kesetaraan hak perempuan di ranah publik.
- Mother's Day (Barat): Berakar dari gerakan individu (seperti Anna Jarvis di AS) yang ingin menghormati pengorbanan ibu dalam konteks keluarga dan domestik.
2. Fokus Perayaan
- Hari Ibu (22 Desember): Mengenang semangat kolektif, refleksi atas isu-isu perempuan, dan merayakan kontribusi perempuan bagi bangsa.
- Mother's Day (Barat): Apresiasi personal, pemberian hadiah, dan seringkali bersifat komersial.
Faktanya, perayaan Hari Ibu pada era 1950-an sangat berbeda. Peringatan diisi dengan pawai, rapat umum, hingga mengeluarkan resolusi yang menuntut pemerintah mengendalikan harga bahan pokok untuk kesejahteraan rakyat.
Ini menunjukkan betapa eratnya Hari Ibu dengan perjuangan sosial dan politik.
Merawat Kembali Api Perjuangan di Era Modern
Lalu, bagaimana seharusnya kita merayakan Hari Ibu agar tidak tercerabut dari akarnya? Mengucapkan terima kasih dan memberi hadiah kepada ibu tentu adalah hal yang baik.
Namun, kita bisa melangkah lebih jauh untuk menghormati warisan para pejuang perempuan. Mari rayakan Hari Ibu dengan cara yang lebih bermakna:
1. Edukasi Sejarah
Ajak keluarga dan lingkungan sekitar untuk mempelajari kembali sejarah hari ibu 22 Desember. Ceritakan tentang Kongres Perempuan Indonesia dan tokoh-tokohnya.
Baca Juga: Momen Langka di Hari Ibu PDIP: Megawati Bernyanyi, Donasi Bencana Terkumpul Rp 3,2 Miliar
2. Dukung Gerakan Perempuan
Berikan dukungan, baik moril maupun materil, kepada organisasi-organisasi yang hari ini masih melanjutkan perjuangan untuk kesetaraan gender, perlindungan perempuan, dan pemenuhan hak-hak anak.
3. Buka Ruang Diskusi
Jadikan momen Hari Ibu untuk berdiskusi tentang isu-isu relevan saat ini. Mulai dari pentingnya pendidikan bagi anak perempuan, tantangan perempuan di dunia kerja, hingga peran perempuan dalam kepemimpinan.
4. Menjadi Teladan
Lanjutkan semangat para pendahulu dengan menjadi pribadi yang peduli terhadap isu sosial dan berani menyuarakan kebenaran, demi menciptakan Indonesia yang lebih adil bagi semua.