- Sampah malam tahun baru jadi masalah tahunan kota-kota.
- Clean The City digelar serentak di 200 kota.
- Aksi bersih-bersih perkuat gotong royong dan wisata berkelanjutan.
Suara.com - Sampah sisa perayaan malam tahun baru masih menjadi persoalan tahunan di banyak kota di Indonesia. Euforia pergantian tahun kerap berakhir dengan tumpukan sampah di ruang publik dan destinasi wisata, meninggalkan beban lingkungan yang harus ditangani bersama.
Merespons persoalan tersebut, Wakil Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Ni Luh Puspa, mengajak masyarakat untuk mengawali tahun 2026 dengan aksi nyata melalui gerakan Clean The City yang akan digelar serentak di berbagai daerah pada 1 Januari.
Gerakan ini menjadi ajakan kolektif agar perayaan tahun baru tidak hanya berhenti pada pesta, tetapi juga diikuti tanggung jawab menjaga lingkungan.
Ni Luh Puspa menegaskan, momentum pergantian tahun seharusnya dimaknai sebagai titik awal membangun kebiasaan baik, termasuk kepedulian terhadap kebersihan lingkungan. Menurutnya, menjaga ruang publik tetap bersih merupakan langkah sederhana namun berdampak besar bagi keberlanjutan kota dan pariwisata.

“Tanggal 1 Januari bukan hanya tentang perayaan tahun baru, tetapi juga waktu yang tepat untuk memulai kebiasaan baik. Salah satunya menjaga kebersihan lingkungan kita bersama,” ujar Ni Luh Puspa dalam video ucapan yang disampaikan pada Kamis (25/12/2025).
Ia pun mengajak masyarakat untuk terlibat langsung dalam aksi bersih-bersih sampah sisa perayaan malam tahun baru yang biasanya menumpuk di jalan, taman kota, hingga kawasan wisata.
Gerakan Clean The City, kata dia, akan dilaksanakan serentak di sekitar 200 kota dan melibatkan sekitar 25.000 relawan dari berbagai daerah di Indonesia.
Menurut Ni Luh Puspa, Clean The City bukan sekadar aksi kebersihan, tetapi juga cerminan nilai gotong royong yang menjadi karakter bangsa. Selain itu, gerakan ini mendukung terciptanya ruang publik dan destinasi wisata yang bersih, aman, dan nyaman bagi masyarakat maupun wisatawan.
“Mari kita bersihkan sampah sisa perayaan tahun baru, rawat ruang publik, dan perkuat semangat gotong royong. Awali tahun baru dengan langkah sederhana namun bermakna, dimulai dari lingkungan sekitar kita,” tegasnya.
Baca Juga: 5 Wisata Jogja Viral TikTok Cocok Isi Libur Natal dan Tahun Baru 2026, Alternatif selain Malioboro
Senada dengan itu, Sekretaris Nasional Clean The City, Usama Ahmad Rizal, menyampaikan bahwa gerakan ini sejalan dengan program Kementerian Pariwisata RI, yakni Wisata Bersih, yang menempatkan kebersihan sebagai fondasi utama pariwisata berkelanjutan.
“Kebersihan adalah prasyarat utama destinasi wisata yang berkualitas dan berdaya saing. Karena itu, Clean The City menjadi bagian penting dari upaya membangun pariwisata yang bertanggung jawab,” ujar Rizal.
Ia menilai, aksi bersih-bersih serentak pada 1 Januari merupakan momentum strategis untuk menegaskan bahwa perayaan dan pariwisata harus berjalan beriringan dengan kepedulian terhadap lingkungan.
Melalui aksi ini, euforia tahun baru diharapkan tidak meninggalkan masalah ekologis.
“Perayaan tahun baru harus memberi dampak positif. Dengan aksi bersih-bersih, kita menunjukkan bahwa merayakan juga berarti merawat,” kata Rizal.
Rizal menambahkan, Clean The City menjadi ruang kolaborasi antara komunitas, relawan, pemerintah, dan pelaku pariwisata. Sejak 2014, gerakan ini konsisten mengajak masyarakat menyambut tahun baru dengan aksi nyata menjaga kebersihan.
