Matamata - Amerika Serikat, Perubahan definisi mengenai 'pemerkosaan' yang dikeluarkan Biro Penyidik Federal Amerika Serikat (FBI) dua tahun lalu diduga membawa dampak buruk. Berdasarkan laporan badan tersebut, angka pemerkosaan di sejumlah kota di Amerika Serikat meningkat secara signifikan.
Secara umum, angka kejahatan kekerasan menurun 4,5 persen pada semester pertama tahun 2012 dan semester pertama tahun 2013. Ironisnya, angka pemerkosaan justru meningkat. Sepanjang bulan Januari hingga Juni tahun lalu, ada 14.400 kasus pemerkosaan yang dilaporkan, meningkat dari 13.242 kasus sepanjang semester pertama tahun sebelumnya.
Memang belum dapat dipastikan apakah ada kaitannya antara perubahan definisi tersebut dengan angka pemerkosaan yang terjadi Pasalnya, peningkatan tersebut hanya terjadi di 138 kota di Amerika Serikat. Sementara itu, di 119 kota lainnya, yang ada justru penurunan. Data tersebut hanya dikumpulkan dari 272 kota, yang keseluruhan populasinya adalah seperempat dari populasi negara.
Peningkatan tersebut terjadi sejak FBI mengubah definisi pemerkosaan yang sudah dipakai sejak tahun 1927. Menurut definisi lama, 'pemerkosaan secara paksa' adalah 'menyetubuhi perempuan secara paksa dan memaksakan kehendak atasnya (perempuan)'. Sekarang, pada definisi baru, FBI tidak meniadakan penyebutan 'pemerkosaan secara paksa', melainkan hanya menyebutnya 'pemerkosaan'. Definisi baru juga tidak lagi mengacu pada gender tertentu, dan tidak lagi terbatas pada penetrasi penis ke dalam vagina. Deskripsi baru tersebut berbunyi:
"Penetrasi, sedikit apapun, ke dalam vagina atau anus dengan menggunakan bagian tubuh manapun atau benda, atau penetrasi oral dengan menggunakan organ kelamin orang lain, tanpa persetujuan korban." (Washington Post)