Kisah Penuh Tantangan dalam Pencarian Pesawat AirAsia

Jum'at, 02 Januari 2015 | 06:00 WIB
Kisah Penuh Tantangan dalam Pencarian Pesawat AirAsia
Tim Basarnas mengevakuasi satu lagi jenazah korban AirAsia QZ8501 ke Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Kamis (1/1). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]

Proses pencarian itu tidak bisa dilaporkan langsung ke redaksi karena tidak ada sinyal untuk komunikasi. Para wartawan baru bisa membuat laporan kepada pembaca setelah kapal merapat ke darat.

Selasa (30/12/2014) pagi, kapal Basarnas kembali bergerak. Siang hari, Basarnas pusat menginstruksikan agar kapal pencarian dilakukan ke laut Jawa karena tim pencari yang menggunakan helikopter mendeteksi ada bayangan pesawat terbalik di air.

Di lokasi itulah tim KRI Bung Tomo menemukan beberapa benda yang belakangan diketahui sebagai serpihan pesawat AirAsia. Di sekitar lokasi itu, juga ditemukan beberapa jenazah. Belakangan, jenazah ini diketahui sebagai penumpang pesawat.

Jenazah tersebut langsung diangkat dari permukaan air dan dibawa ke Bandar Udara Iskandar atau Pangkalan Bun.

Pada Rabu (31/12/2014) sekitar pukul 01.00 WIB, Kapten Ahmad memerintahkan anak buah untuk membelokkan kapal KN 24 ke Pelabuhan Panglima Utar, Kumai, Kalimantan Tengah.

Pagi harinya, Kapal KN 224 kembali melakukan operasi. Tim penyelam sudah siap untuk menindaklanjuti temuan KRI Bung Tomo. Namun sayang, cuaca ketika itu tidak bagus sehingga kapal kembali ke Pelabuhan Kumai.

Kamis (1/1/2015), setelah cuaca agak bagus, tim evakuasi bersiap melakukan operasi. Tim penyelam dari KN 224 dan TNI AL diangkut menggunakan Kapal Negara SAR 101 Purworejo. Pemberangkatan sempat tertunda beberap ajam karena cuaca kembali tidak mendukung.

Baru pada sekitar pukul 16.00, Kapten Kapal KN SAR 101 Adil Triyanto menyalakan mesin kapal untuk mencari korban pesawat AirAsia.

Saat ini, sudah sembilan jenazah yang ditemukan. Jumlah orang secara keseluruhan yang berada di pesawat tersebut adalah 162 orang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI