Suara.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Lulung Lunggana mengaku kesal dengan sikap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam merespon rencana DPRD memanggil Ahok untuk minta keterangan perihal penanganan banjir. Ahok menganggap dewan hanya akan mencari-cari kesalahan.
"Sekarang gini ya, saya kepengen gini, bicaranya normatif, kalau sekarang banjir kewajiban kita bersama-sama mengevaluasi, ya dong, kenapa depan Istana banjir? ada genangan air, kita evaluasi," ujar Lulung di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (13/2/2015).
Lebih jauh, politisi PPP itu juga meminta Ahok untuk tidak terus menerus menyalahkan PLN yang awal pekan lalu mematikan pasokan listrik ke rumah pompa di Waduk Pluit atas genangan air di kawasan Istana Kepresidenan.
"Jangan terus nyolok matanya PLN, kan dari nenek moyang kita saja, kalau hujan gede listrik mati betul gak? kalau listrik mati itu terus terang kemudian fungsikan genset," ujarnya.
"Jangan dibilang gini, 'uh pemborosan', lebih boros mana kita-kita beli genset (atau) ada rumah pompa kita gak gunain? boros kan? boros dong, buang-buang energi, kalau gak difungsikan, anggaran belanja buat beli itu udah ada, nah harusnya ngomongnya buat lebih kondusif," Lulung menambahkan.
Lulung juga menyoroti sikap Ahok terhadap PLN yang menurut Lulung terkesan sombong.
"Hei PLN, yuk terintegrasi yuk, kita bikin gardu khusus pompa yang tidak terintegrasi dengan layanan warga, gitu kan lebih manis ngomongnya, kalau kemarin pak gubernur itu, satu sombong, betul gak? kedua, menutupi kesalahannya, kagak boleh dong nunjuk mata orang, harus baik-baik, harus senyum," kata Lulung.