Ahok Cuti, Program Basmi Tikus Rp20 Ribu Jalan Terus

Jum'at, 28 Oktober 2016 | 13:11 WIB
Ahok Cuti, Program Basmi Tikus Rp20 Ribu Jalan Terus
Peresmian Plt Gubernur DKI Jakarta di gedung Kemendagri, Jakarta, Rabu (26/10). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelaksana tugas Gubernur Jakarta Sumarsono mendukung program Gerakan Basmi Tikus di Jakarta. Gerakan ini digagas Wakil Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat.

Sebelum cuti sebagai wagub DKI, Djarot akan memberikan imbalan Rp20 ribu untuk warga yang berhasil menangkap satu ekor tikus.

"Jalan terus, karena itukan bagian dari aspirasi masyarakat. Tikus itu diberikan insentif Rp20 ribu," kata Sumarsono di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (28/10/2016).

Selama menjadi Plt gubenur 3,5 bulan menggantikan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Sumarsono berjanji akan terus mendukung program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, salah satunya gerakan basmi tikus.

"Ya tetep jalan terus. Pokoknya apapun yang mengganggu masyarakat pemerintah action. Nama manajemennya MEA, Manajemen By Info And Manajemen. Ada info masalah harus ada action. Itu saja pikiran saya," ujar Sumarsono.

Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri ini menjelaskan, soal anggaran membasmi tikus tak usah di khawatirkan. Sebab, lelaki yang akrab disapa Soni ini menerangkan kalau APBD DKI Jakarta lebih besar dari daerah-daerah lain, sehingga soal anggaran bukan menjadi permasalahan.

Meski demikian, Soni belum mengetahui secara pasti berapa anggaran yang digunakan untuk menjalankan gerakan basmi tikus. Menurutnya, yang menjadi permasalahan bukan pada besarannya, melainkan ada atau tidaknya anggaran fleksibel yang dapat digunakan untuk membayar warga yang menangkap binatang yang identik dengan tempat-tempat kotor itu.

"DKI itukan APBD terbesar seleruh Indonesia dengan anggaran hampir Rp70 triliun cukup besar. Tergantung fleksibiltas penggunaan anggaran," ucap dia.

"Maka dalam KUAPPAS harus ada anggaran yang fleksibel dalam rangka merespon kebutuhan masyarakat. Saya kira itu intinya," Soni menambahkan.

Sebelumnya, Djarot mengatakan gerakan tersebut baru akan dihentikan setelah binatang yang identik dengan tempat-tempat kotor itu sudah tidak lagi berkeliaran di Jakarta.

Djarot khawatir warga Jakarta terkena penyakit, mengingat tikus menularkan virus Leptospirosis melalui air kencingnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI