Suara.com - Republik Demokrasi Rakyat Korea (Utara) ikut menyambut baik pemakzulan Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye, Jumat (110/3/2017) pekan lalu, karena tersandung kasus korupsi dan nepotisme.
Menurut pernyataan resmi pemerintah yang disiarkan Kantor Berita Korut (KCNA), Sabtu (11/3), pemecatan Geun-Hye merupakan kemenangan rakyat Korsel.
"Pemakzulan Park Geun-Hye, seorang fanatik anti-demokrasi, merupakan kemenangan jutaan rakyat Korsel yang mencintai demokrasi dan menginginkan reunifikasi dua Korea," tulis KCNA.
KCNA juga menulis pernyataan, skandal korupsi dan nepotisme Geun-Hye menjadi bukti kebobrokan sistem demokrasi liberal.
Selain itu, Korut uga menyatakan dukungannya kepada gerakan massa demokratis di Korsel untuk membangun tatanan masyarakat baru yang menjamin hak-hak dasar rakyat.
"Kami sepenuhnya mendukung saudara-saudara kami di selatan untuk membangun tatanan demokratis, yang menempatkan hak-hak dasar rakyat sebagai tujuan utama, serta bertujuan menyatukan dua Korea secara independen," tandas KCNA.
Presiden Park Geun-Hye dimakzulkan alias dipecat oleh mahkamah konstitusi negara tersebut, Jumat (10/3) pagi.
Pemecatan itu menjadi resmi setelah majelis hakim bersepakat mengukuhkan hasil pemungutan suara parlemen yang dilakukan 9 Desember 2016. Dalam pemungutan suara itu, legislator juga setuju Geun-Hye dipecat.
Baca Juga: Politikus Gerindra: Kasus Nenek Hindun Imbas Kriminalisasi Ulama
"Perilaku korup Geun-Hye merupakan pelanggaran serius dalam sistem demokrasi serta negara hukum Korsel. Dengan demikian, kami memutuskan untuk memakzulkannya," tegas Kepala mahkamah konstitusi Korsel Le Jung-Mi.
Setelah Geun-Hye dimakzulkan, pengadilan tertinggi itu juga memutuskan untuk menggelar pemilihan umum (pemilu) paling lambat 60 hari setelah pemecatan Geun-Hye.
Pemecatan Geun-Hye, seperti dilansir AFP, membuat dirinya tidak hanya menorehkan sejarah sebagai wanita presiden pertama di negerinya, melainkan juga sebagai kepala negara pertama yang dimakzulkan.
Sebelum dipecat, Geun-Hye dianggap terlibat dalam skandal korupsi bersama pengusaha koleganya, Choi Soon-Sil. Berdasarkan keputusan pengadilan, Geun-Hye meminta ajudan pribadinya untuk membocorkan sejumlah dokumen negara serta memaksa para pengusaha menyumbang uang ke yayasan yang dikelola Soon-Sil.
Keputusan mahkamah konstitusi itu disambut meriah oleh rakyat Korsel yang telah lama melakukan aksi massa secara rutin menuntut pemecatan Geun-Hye.
"Kami menang, kami menang," teriak para demonstran yang didominasi anggota serikat-serikat buruh, organisasi pelajar mahasiswa, dan kaum perempuan.
"Saya sangat senang atas keputusan pemecatan Geun-Hye. Ini adalah pembalasan setimpal dan manis atas penindasan dia terhadap rakyat," tegas Shin Seo-Young (43), demonstran.