Relawan Roemah Djoeang, Sonata (58), menambahkan baru mengetahui peristiwa itu pada pagi hari.
"Saya bilang mas, siapa yang mencopot spanduk. Warga sekitar bilang Pak Widodo" ujar Sonata.
Sonata tidak menyangka Widodo melakukan hal seperti itu. Sonata melihat spanduk tersebut berada di dalam got.
Sonata mengenal baik Widodo. Mereka sering berkumpul bersama.
"Pak Widodo suka kumpul juga kok. datang ke sini ya biasanya main - main sama anak - anak nongkrong juga. Kenal juga kita semua," ujar Sonata.
Sampai akhirnya Sonata melaporkan kejadian tersebut kepada relawan Roemah Djoeang. Selanjutnya, mereka melapor kepada tim Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan Pademangan Barat.
"Ya, kami laporkan ke panwaslu, biar panwaslu yang selesaikan. Ya saya tahu sampai situ," ujar Sonata.
Ketua Forum RT dan RW Jakarta, Andi Pane, menyayangkan tindakan Widodo. Menurut Andi Pane tindakan tersebut masuk kategori pelanggaran aturan pilkada.
"Jelas itu tidak baik ya. Itu menciderai demokrasi kita. Sangat tidak baik," kata Andi di Jakarta, Senin, (27/3/2017).
Andi menambahkan kasus tersebut sudah dilaporkan ke panitia pengawas Kecamatan Pademangan.
"Kan sebelumnya dicopot lalu dibuang ke comberan. Tapi, sudah diambil lagi dan dipasang serta dicuci oleh Hasto sendiri," ujar Andi.
Andi mengaku kenal baik dengan Widodo. Meskipun, Widodo sudah meminta maaf dan memasang kembali spanduk tersebut, kata Andi, tindakannya tetap harus diproses.
"Masyarakat Pademangan ya memang sudah memaafkan. Namun, hukum tetap lanjut," tutur Andi.
Andi mengatakan Widodo juga sudah membuat surat pernyataan tidak akan terlibat dalam proses pilkada.
"Hasto widodo tidak akan terlibat dalam semua aksi pemenangan maupun kampanye sampai pilgub berakhir," kata Andi.