Suara.com - Jelang pilkada Jakarta putaran kedua, warga kembali dihebohkan oleh tindakan yang bisa memancing pertikaian. Ketua Pimpinan Anak Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, Hasto Widodo, mencopot spanduk pasangan calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan membuangnya ke bawah saung yang ternyata merupakan comberan pada Minggu (26/3/2017), dini hari.
Bagaimana kronologisnya?
"Itu sekitar jam 02.00 WIB pagi mas. Pak Widodo datang ke sini. Dia duduk - duduk aja tadinya," kata warga RT 9, RW 6, Jalan Ampera Raya, Pademangan Barat, Ajun (41), kepada Suara.com, Selasa (28/3/2017).
Saat itu, Widodo ngobrol-ngobrol bersama Ajun bersama bersama tiga rekan.
"Ya, Pak Widodo ikut ngobrol sama kita mas. Lagi ngobrol - ngobrol biasa, terus dia mungkin lihat - lihat di saung (tempat nongkrong, ada spanduk Anies -Sandi)," ujar Ajun.
Setengah jam setelah ngobrol, Widodo berdiri, lalu mencopot spanduk Anies - Sandiaga.
Alasan Widodo agar kawasan tersebut bebas dari spanduk pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.
"Ya, dia ngasih alasan kalau dia copot karena, nggak ada yang pasang spanduk. Dia bilang gitu aja. Sambil menurunkan spanduk," ujar Ajun.
Widodo berpesan kepada Ajun dan warga jika nanti ada yang menanyakan siapa yang mencopot spanduk, diminta untuk memberitahu secara jujur.
"Kalau ada yang nanya bilang saya yang copot Pak Dodo, bilang gitu ya," ujar Ajun mengulang ucapan Widodo.
Dini hari itu, Ajun dan tiga rekan tidak mau beradu pendapat dengan Widodo karena takut mengganggu istirahat warga.
"Ya, kami nggak ada penolakan saat itu. Itu kan kondisinya malam nggak mau ganggu warga," ujar Ajun.
Spanduk tersebut kemudian dibuang Widodo di bawah saung.
"Dibuang ke kolong saung mas (spanduk), main lempar aja kirain dia (Widodo) mungkin nggak ada got, ya ternyata masuk ke dalam got," ujar Ajun.
Sejurus kemudian, Widodo meninggalkan lokasi.
Relawan Roemah Djoeang, Sonata (58), menambahkan baru mengetahui peristiwa itu pada pagi hari.
"Saya bilang mas, siapa yang mencopot spanduk. Warga sekitar bilang Pak Widodo" ujar Sonata.
Sonata tidak menyangka Widodo melakukan hal seperti itu. Sonata melihat spanduk tersebut berada di dalam got.
Sonata mengenal baik Widodo. Mereka sering berkumpul bersama.
"Pak Widodo suka kumpul juga kok. datang ke sini ya biasanya main - main sama anak - anak nongkrong juga. Kenal juga kita semua," ujar Sonata.
Sampai akhirnya Sonata melaporkan kejadian tersebut kepada relawan Roemah Djoeang. Selanjutnya, mereka melapor kepada tim Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan Pademangan Barat.
"Ya, kami laporkan ke panwaslu, biar panwaslu yang selesaikan. Ya saya tahu sampai situ," ujar Sonata.
Ketua Forum RT dan RW Jakarta, Andi Pane, menyayangkan tindakan Widodo. Menurut Andi Pane tindakan tersebut masuk kategori pelanggaran aturan pilkada.
"Jelas itu tidak baik ya. Itu menciderai demokrasi kita. Sangat tidak baik," kata Andi di Jakarta, Senin, (27/3/2017).
Andi menambahkan kasus tersebut sudah dilaporkan ke panitia pengawas Kecamatan Pademangan.
"Kan sebelumnya dicopot lalu dibuang ke comberan. Tapi, sudah diambil lagi dan dipasang serta dicuci oleh Hasto sendiri," ujar Andi.
Andi mengaku kenal baik dengan Widodo. Meskipun, Widodo sudah meminta maaf dan memasang kembali spanduk tersebut, kata Andi, tindakannya tetap harus diproses.
"Masyarakat Pademangan ya memang sudah memaafkan. Namun, hukum tetap lanjut," tutur Andi.
Andi mengatakan Widodo juga sudah membuat surat pernyataan tidak akan terlibat dalam proses pilkada.
"Hasto widodo tidak akan terlibat dalam semua aksi pemenangan maupun kampanye sampai pilgub berakhir," kata Andi.