Suara.com - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) menembaki mobil patroli Satuan Tugas Amole yang bertugas mengamankan kegiatan operasional PT Freeport Indonesia di sekitar mile 63 Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Minggu (12/11/2017) sekitar pukul 11.30 WIT.
Penembakan terjadi saat kendaraan dengan nomor lambung 01-3447R yang mengangkut anggota Satgas Amole sedang melaksanakan patroli.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal mengatakan tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut karena tembakan mengenai atap mobil.
Mobil Satgas Amole ditembaki setelah selesai melakukan patroli dari Gereja Kalvari yang digunakan sebagai tempat ibadah karyawan dan keluarga PT Freeport.
"Saat penembakan cuaca di kawasan itu berkabut hingga menghalangi jarak pandang," katanya di Jayapura.
Aksi penembakan di kawasan Tembagapura yang merupakan areal operasional PT Freeport terjadi sejak awal Oktober.
Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli mengeluarkan maklumat terkait aksi penembakan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Maklumat tertanggal 12 Nopember 2017 mengacu pada UU No 12 tahun 1951 tentang kepemilikan senjata api dan senjata tajam.
Dalam maklumat itu, Kapolda Papua memerintahkan seluruh masyarakat sipil yang menguasai, membawa, memiliki, mempergunakan senjata api secara ilegal agar secepatnya meletakkan senjata dan menyerahkan diri kepada aparat penegak hukum.
Baca Juga: AJI Koordinasi dengan Kapolda Papua Buat Proses Pemukul Wartawan
Maklumat juga meminta warga agar tidak melakukan perbuatan melanggar hukum seperti pengancaman, penganiayaan, perampokan, perampokan, penjarahan, pemerkosaan, pembunuhan dan perbuatan kriminal lainnya.
Boy Rafli mengatakan maklumat segera disebarkan melalui udara.
"Saat ini brosurnya sedang diperbanyak dan segera disebarkan agar dibaca dan dipahami serta dilaksanakan," katanya.
Dia mengatakan tindakan KKB saat ini semakin brutal dan membahayakan masyarakat karena dari laporan bahwa karyawan PT Pangan Sari, Martinus Beanal meninggal akibat ditembak.
Satgas penanggulangan KKB juga berupaya untuk membebaskan warga sipil yang disandera dengan melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat.
Berbagai persiapan saat ini sudah dilakukan termasuk 12 unit bus untuk mengangkut mereka dari Tembagapura ke Timika dan berharap evakuasi dapat segera dilakukan, kata Boy Rafli. (Antara)