Untuk melanjutkan rekonsiliasi ini, pada 6 Maret 2018, diresmikan pula nama Jalan Sunda dan Jalan Prabu Siliwangi di Kota Surabaya, Jawa Timur.
“Dan hari ini adalah gong dari rekonsiliasi budaya Jawa-Sunda, Sunda-Jawa. Kita resmikan nama Jalan Majapahit dan Jalan Hayam Wuruk di Kota Bandung, Jawa Barat,” tutur Aher dalam sambutan.
Harmoni Budaya Jawa-Sunda disambut baik oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X. Gubernur DIY, yang diwakili Wakil Gubernur DIY, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam X , menganggap, harmoni budaya memiliki nilai penting untuk meningkatkan promosi potensi budaya daerah Jabar, Jatim, dan DIY kepada masyarakat luas.
Yogyakarta berharap, harmoni budaya bisa memupuk, membudayakan, serta menumbuhkan adat budaya dan seni di daerah. Selain itu, harmonisasi ini bisa membangkitkan kembali nilai budaya lokal.
Sementara itu, Gubernur Jatim, Soekarwo, yang juga hadir pada kesempatan ini mengatakan, masyarakat Jatim ingin menyelesaikan permasalahan yang terjadi selama 661 tahun.
Menurutnya, hal itu bisa menjadi contoh bahwa penyelesaian budaya, penyelesaian yang paling baik diantara cara penyelesaian yang lain.
“Budaya bisa membersihkan kotoran-kotoran yang ada,” ujar Pakde Karwo, sebutan akrab gubernur Jatim tersebut.
“Masyarakat Jawa Timur ingin mengakhiri permasalahan yang terjadi selama 661 tahun, kemudian menjadi hal baru dan menjadi contoh bahwa penyelesaian budaya adalah yang paling baik diantara penyelesain lain. Penyelesaian yang bisa menghaluskan barang kasar dan bisa menjernihkan barang-barang kotor,” jelasnya.
Jalan Majapahit Kota Bandung terletak di sisi barat Lapangan Gasibu, sementara Jalan Hayam Wuruk mengganti nama Jalan Cimandiri, di sisi barat Gedung Sate.
Pada kesempatan ini diresmikan pula Jalan Citaresmi, yang mengganti Jalan Pusdai, di depan Masjid Pusdai, Kota Bandung.