Drama Remaja Dalam Gua

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 10 Juli 2018 | 09:25 WIB
Drama Remaja Dalam Gua
Anak-anak tim sepakbola terjebak di gua Thailand (abcnews)

Makanan itu sangat terbatas. Hanya yang dibeli untuk mengulangtahuni teman mereka: Pheeraphat. Sebelum masuk gua sang asisten membeli makanan kecil untuk ulang tahun itu.

Asisten pelatih ini memang bukan pemuda biasa. Ia ditinggalkan mati ayahnya. Saat umurnya baru 10 tahun. Lalu memutuskan untuk mengabdi di jalan Tuhan: sekolah bikhu Budha. Lalu tumbuh menjadi bikhu remaja.

Tapi ibunya sakit keras. Ia harus merawat ibunya. Ia pamit meninggalkan pagoda. Untuk sembahyang yang sebenarnya: melayani ibunya. Sampai ibunya meninggal dunia. Lalu jadi pembina remaja di kampungnya. Publik percaya di dalam gua itu sang asisten terus menguatkan anak-anaknya.

Tim penyelamat Inggris itu justru melihat sang asistenlah yang fisiknya lemah. Diduga ia yang paling sedikit mengambil jatah makannya. Selama sembilan hari itu sang asisten lebih banyak puasa.

Minggu kemarin ribuan orang berkumpul di depan gua. Wartawannya saja lebih seribu orang. Sudah dua hari ini tidak ada hujan. Hanya mendung menggelayut seperti tersangkut jaring superman.

Kemarin adalah hari terbaik untuk penyelamatan akhir. Kalau tidak, mendung itu akan runtuh. Musim moonson belum lewat. Air dalam gua bisa-bisa naik lagi. Mengancam daratan kecil yang dihuni para remaja itu.

''Mereka berada 1,5 km dari mulut gua,'' ujar penyelam Inggris itu. ''Saya harus menyelam di air sekitar separo dari jarak itu,'' tambahnya.

Akankah hari Minggu kemarin menjadi hari kemerdekaan mereka? Kita tunggu beritanya sekarang ini. Saat Anda menjadi pembaca pertama Disway.id Senin subuh ini. (Dahlan Iskan/9 Juli 2018)

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI