Ingat Mati Saat Mabuk, Anak Punk Ini Pilih Bertaubat

Senin, 21 Januari 2019 | 18:39 WIB
Ingat Mati Saat Mabuk, Anak Punk Ini Pilih Bertaubat
Tri Marzuki, mantan anak punk saat belajar membaca Iqra di Masjid Nur Hidayah. (Solopos.com)

Kedua tangan Anggar pun masih dihiasi tato. Bahkan salah satu telinganya masih berlubang bekas tindikan. Namun, Anggar kini tampil seperti ustaz dengan jenggotnya.

Anggar keluar dari komunitas punk sejak 2016. Ia kemudian mencari teman untuk belajar mengaji. Akhirnya ia menemukan tiga orang teman yang juga jebolan punk.

Dari mengaji bareng empat orang itulah kemudian Komunitas Sindrom itu terbentuk. Anggota yang terdaftar di komunitas mencapai 82 orang dan 50% di antaranya mantan anak punk. Semuanya anak muda.

Mantan anak punk itu kini banyak yang bekerja mandiri, selain jadi buruh pabrik, ada juga yang jualan nasi goreng, buka warung kopi, ternak ayam, dan distro. "Dulu pernah yang datang itu mencapai 130 orang,” ujar Anggar yang membuka distro muslim di belakang kompleks Gedung Pemda Sragen.

Ciri khas punk lainnya berupa musik dan akustik juga dimanfaatkan untuk sarana dakwah kepada anak-anak muda. Anggar berniat membuat komunitas-komunitas kajian di desa-desa, seperti di Taraman.

“Saya ingin Sindrom ini menjadi gaya hidup dan bikin ketagihan. Bukan lagi ketagihan minuman keras, pil, atau tato tetapi ketagihan untuk mengaji agama Allah,” ujarnya.

Sumber: Solopos.com

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI