Suara.com - Sebuah unggahan video viral di media sosial baik Instagram maupun Twitter. Bermula dari unggahan akun @aldilldharma lewat Insta Story, diperlihatkan sederet foto tentang kehidupan anak-anak yatim di rumah yang berlokasi Jalan Masjid Al Islah, Dlopi, Karangrejo, Ngasem, Kediri.
Dari foto yang dibagikan, anak-anak laki-laki di sana hanya tidur beralaskan lantai di sebuah tempat yang cukup luas. Tak ada kasur atau alas sebagai tempat mereka beristirahat.
Sementara dalam foto lainnya, sejumlah anak-anak perempuan duduk saling berhadapan, dua sampai tiga orang di ruang yang sempit.
Mereka sedang makan menggunakan satu wadah yang diperuntukkan untuk beberapa orang sekaligus. Miris, dituliskan dalam narasi menu yang mereka makan pun seadanya.
"Bahkan kata Kyainya, kadang pakai kerupuk kadang enggak. Intinya menu seadanya," tulis @aldilldharma.
Akun tersebut mengaku prihatin setelah tahu bahwa anak-anak di rumah tersebut tak hanya yatim piatu. Ada pula yang memang sengaja dibuang oleh orangtuanya.
"Masalahnya adalah yang ada di sini engga semua anak yatim. Bahkan kondisinya jauh lebih menyakitkan, ditinggal gitu aja sama orangtuanya," imbuh @aldilldharma.
Sementara itu, disebutkan oleh akun Twitter @Ricky_Hf, tercatat ada 59 anak yang terdiri dari 9 orang anak yatim sedangkan sisanya anak-anak yang diterlantarkan. Mereka membutuhkan perhatian dan kepedulian dari orang-orang.
"Lokasi di salah sebuah panti asuhan di Kediri Jawa timur. 58 org anak dn 9 diantaranya yatim piatu,sdg kondisi yg lainya lebih memperihatinkan karena dibuang oleh ayah/ibunya sendiri. Untuk yg ingin berdonasi dan info lanjutnya bisa kontak ke no : 0858 9109 0449" tulis akun Twitter @Ricky_Hf.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Bandara Internasional Sepinggan Telah Dijual ke Asing?

Sontak, potret rumah yatim piatu di Kediri, Jawa Timur itu mengundang perhatian dari warganet. Hingga kini, video tentang mereka telah disaksikan sebanyak 372 ribu kali dan dibanjiri ribuan komentar bernada simpati dari warganet.
Penjelasan
Untuk membuktikan apakah benar informasi yang disampaikan di media sosial itu, kontributor Suara.com mendatangi alamat panti asuhan yang disebutkan tersebut.
Ternyata, apa yang disebutkan sebagai suasana panti asuhan dalam unggahan foto dan video sebenarnya adalah suasana sebuah pondok pesantren anak-anak yang merupakan bagian dari kompleks Pondok Pesantren Al Islah Assuyuthi.
Dari informasi yang diperoleh, pondok pesantren tersebut bisa dikatakan merupakan sebuah ponpes yang cukup ternama di wilayah Kabupaten Kediri, dengan jumlah santri putra dan putri mencapai sekitar 600 orang. Pengasuh Pondok diketahui bernama Abdul Syukur yang juga Ketua Syuriah MWC Nahdlatul Ulama Kecamatan Ngasem.
"Pondok anak ini bagian dari Ponpes Al Islah," ujar Syaiful Huda, kepala asrama pondok anak khusus putra, Rabu (11/9/2019).
Dari pantauan Suara.com, asrama khusus anak laki-laki dan asrama perempuan memang berada di antara pemukiman warga RW II, Dukuh Dlopo, Desa Karangrejo, Kecamatan Ngasem. Dua bangunan asrama itu dipisahkan oleh sebuah masjid yang cukup megah di kompleks ponpes tersebut.
Asrama khusus putra, merupakan bangunan dua lantai yang cukup besar. Terlihat puluhan anak tidur di lantai bawah dari asrama pondok anak tersebut. Sebagian anak-anak yang mayoritas usia sekolah dasar itu tidur tanpa alas, dan sebagian lainnya bahkan bertelanjang dada.
"Memang banyak yang lebih suka tidur tanpa alas. Ya anak-anak bagaimana ya, kan kadang begitu," ujar Syaiful.
Menurut Syaiful, jumlah santri anak di Pondok tersebut ada 60 anak mulai usia 5 tahun hingga tamat sekolah dasar. Mereka terdiri dari 40 anak laki-laki dan 20 anak perempuan.
Syaiful mengaku sudah tahu tentang viralnya unggahan foto dan video suasana pondok anak yang dia asuh di media sosial. Namun, kata dia, banyak informasi yang tidak tepat dari unggahan tersebut.
"Meskipun juga membawa 'berkah'," katanya.

Satu hal yang dia tegaskan adalah bahwa asrama anak-anak itu bukan panti asuhan, melainkan pondok pesantren anak.
"Sehari-hari anak-anak, baik di asrama anak putra maupun putri, menu makannya hampir sama, nasi pakai sayur dan kerupuk," kata dia, meski bukan berarti setiap hari menunya sama.
Menurut Syaiful, hidup sederhana dan makan seadanya merupakan bagian dari penempaan mental dan spiritual di pondok pesantren tradisional seperti di Pondok Al Islah.
"Seperti kata Mbah Kiai, cilik mangan opak, gede mangan iwak (masa kecil makan kerupuk, biar kalau sudah besar bisa makan daging)," kata dia.
Tentang tayangan video bagaimana penghuni pondok anak menyantap makanan sepiring untuk beberapa anak, menurutnya hal itu juga bagian dari tradisi di pondok pesantren tradisional.
"Biasanya kalau makan 'kembulan' kan malah nikmat," katanya.
Syaiful juga membenarkan bahwa ada sejumlah santri anak yang berasal dari keluarga miskin atau anak yang orang tuanya bercerai. Sementara untuk santri dari keluarga mampu dikenakan biaya pendidikan Rp 500 ribu per bulan.
Terima Banyak Bantuan
Usai unggahan foto dan video yang disebut 'anak panti asuhan' viral di media sosial, bantuan dari masyarakat banyak mengalir ke Pondok Pesantren Al Islah Assuyuthi, Kediri. Lokasi ponpes itu hanya sekitar 5 kilometer dari pusat Kota Kediri itu.
Sejumlah bantuan yang mengalir mulai dari bahan makanan, alas tidur, dan kasur. Banyak juga masyarakat yang mengirimkan bantuan dana ke sebuah rekening bank.
Hal itu diakui oleh pengelola asrama santri anak putra Ponpes Al Islah. Hanya saja pihak ponpes tidak menjelaskan secara detail soal berapa banyak bantuan yang diterimanya tersebut.
"Alhamdulillah banyak," ujar kepala asrama putra Ponpes Al Islah, Syaiful.

Saat mengantar Suara.com menuju ke asrama santri anak putra, seorang pengurus pondok tersebut mengatakan bantuan masyarakat yang mengalir dalam berbagai bentuk sudah mencapai lebih dari Rp 100 juta.
Ketika dikonfirmasi soal itu, Syaiful mengaku tidak tahu berapa persisnya meski mengakui adanya aliran dana bantuan tersebut. Ia mengatakan, dana tersebut belum sampai ke pihak ponpes, tapi masih di rekening orang yang mengunggah foto dan video di medsos tersebut.
"Syukur akhirnya pihak pondok sudah bisa berkomunikasi dengan orang yang memegang rekening bank tersebut. Katanya dana akan diserahkan ke pihak pondok," kata Syaiful.
Suara.com mencoba mencari konfirmasi dari pimpinan Pondok Pesantren Al Islah, Abdul Syukur, namun hingga berita ini ditulis belum berhasil.