Suara.com - Dokter ahli infeksi Universitas Maryland, dr. Faheem Younus, MD mengonfirmasi berbagai mitos corona yang tersebar di masyarakat. Ulasan berbagai mitos Covid-19 itu ia sampaikan melalui akun Twiternya pada Selasa (17/3/2020) dalam sebuah utas.
1. Corona berakhir saat Musim Panas
Melalui Twitter, dr. Faheem menyatakan, bahwa anggapan corona akan hilang di musim panas adalah salah. Sebab corona tidak mengikuti pola cuaca karena sifatnya sangat global.
"Pandemi sebelumnya tidak mengikuti pola cuaca ditambah ketika kita memasuki musim panas, akan ada musim dingin di belahan bumi selatan. Virus ini bersifat global."
Sementara anggapan lain menyatakan, bahwa di musim panas corona akan semakin mewabah lewat gigitan nyamuk. Hal itu juga disangkal oleh dr. Faheem Younus.
"Infeksi ini menyebar melalui tetesan pernapasan, bukan darah. Nyamuk tidak meningkatkan penyebaran," kata dia.
2. Tahan Napas 10 Detik

Ada isu menahan napas selama 10 detik bisa buktikan apa seseorang terkena Covid-19 atau tidak. Orang yang negatif menurut isu ini akan merasa baik-baik saja setelah menahan napasnya selama 10 detik.
Isu tersebut juga dinyatakan salah oleh dr. Faheem. "Kebanyakan pasien corona yang masih muda bisa menahan napas selama 10 detik dan banyak orangtua yang negatif corona tak bisa menahan napasnya selama 10 detik," tambah dr. Faheem.
Baca Juga: Bisnisnya Terpukul Corona, Pengusaha Transportasi Ikut Minta Insentif
3. Corona Hidup d Tenggorokan, Banyak Minum!
Mitos corona lain menyebutkan, banyak minum dianggap bisa mengalirkan virus corona yang berada di tenggorokan.
"Virus memang dapat masuk melalui tenggorokan tetapi ia akan menembus ke dalam sel inang. Jadi Anda tidak bisa menyiram virusnya dengan air. Air yang berlebih malah bakalan bikin Anda bolak-balik kamar mandi," ujar dr. Faheem.
4. Social Distancing itu Berlebihan!
Soal social distancing, banyak orang yang menganggap tindakan itu berlebihan.
Padahal, dr. Faheem menyatakan bahwa social distancing sangat efektif dalam menghentikan laju penularan virus.