Jutaan warga India juga bekerja sebagai pedagang kaki lima
Mohammed Sabir, penjual minuman yoghurt di Delhi, telah memperkerjakan dua orang baru-baru ini guna mengantisipasi penjualan pada musim panas.
"Sekarang saya tidak bisa membayar mereka, saya tidak punya uang. Keluarga saya menghasilkan uang dari bertani di desa. Namun panen mereka rusak tahun ini gara-gara badai, jadi mereka mengharapkan saya untuk bisa membantu.
"Saya merasa sangat tidak berdaya. Saya takut kelaparan bisa membunuh banyak orang terlebih dulu sebelum virus corona," katanya.
Semua monumen telah ditutup di India dan hal itu berdampak terhadap mereka yang bertumpu pada sektor wisata.
Tejpal Kashyap, yang bekerja sebagai fotografer di Gerbang India di Delhi, mengatakan dirinya tidak pernah menyaksikan kemerosotan begitu dahsyat di sektor wisata.
"Dua pekan terakhir teramat parah, walau belum ada lockdown. Turis amat jarang. Sekarang bahkan saya tidak bisa pulang ke kampung halaman dan tidak bisa bekerja. Saya terjebak di Delhi dan selalu risau pada keluarga saya di desa di Uttar Pradesh," ungkapnya.
Nasib Pengemudi Angkutan Online

Para pengemudi angkutan online, seperti Uber dan Ola, juga menderita.
Baca Juga: Bukannya Dipuji, Petugas Medis yang Tangani Corona di India Justru Diusir
Joginder Chaudhary, seorang pengemudi taksi bagi para karyawan sebuah maskapai di Delhi, mengatakan pemerintah harus memberikan "bantuan kepada orang seperti saya".
"Saya paham pentingnya lockdown. Virus corona berbahaya dan kita perlu melindungi diri. Namun saya terus berpikir bagaimana saya bisa menopang keluarga jika lockdown berlangsung berminggu-minggu," tuturnya.
Beberapa orang bahkan belum mendengar soal virus corona.
Seorang penyemir sepatu yang tidak ingin namana disebutkan mengatakan dirinya "menyemir sepatu orang di stasiun kereta di Allahabad selama bertahun-tahun, tapi tiada orang yang muncul sekarang.
Dia mengaku tidak tahu mengapa orang-orang tidak lagi bepergian.
"Saya tidak tahu apa yang terjadi. Tidak banyak orang datang ke stasiun akhir-akhir ini. Saya tahu ada pembatasan bepergian, tapi saya tidak tahu mengapa itu diterapkan," katanya.