Ada juga masalah populasi mengambang, yaitu orang-orang yang tinggal di suatu negara bagian dalam jangka waktu pendek untuk kemudian pindah dan bekerja ke negara bagian lain.
Akhilesh Yadav, mantan gubernur Uttar Pradesh, mengakui tantangan-tantangan ini besar dan "tiada seorang pun dalam pemerintahan manapun yang pernah menghadapinya".
"Semua pemerintah perlu beraksi secepat mungkin karena situasinya berubah setiap hari. Kita perlu mengaktifkan dapur-dapur umum dan mengantarkan makanan ke orang-orang yang memerlukannya. Kita perlu membagikan uang tunai atau beras dan gandm—terlepas dari siapa berasal dari negara bagian mana," paparnya.
Secara khusus Yadav khawatir terhadap negara bagiannya, yang penduduknya paling banyak di India, diperkirakan sekitar 220 juta jiwa.
"Kita harus menghentikan orang bepergian dari satu kota ke kota lainnya untuk menghindari penularan komunitas. Dan salah satu caranya adalah menjamin keamanan pangan. Orang-orang kembali ke kampung halaman mereka dalam situasi krisis," tambahnya.
Gubernur Uttar Pradesh, Yogi Adityanath, mengatakan sekelompok petugas menelusuri mereka yang tiba dari negara bagian lain dan semua orang yang memerlukan bantuan akan disokong pemerintahnya.
Resiko Penularan

Perusahaan Kereta Api India telah menghentikan semua layanan penumpang sampai 31 Maret.
Namun, beberapa hari sebelum penghentian layanan dimulai paad 23 Maret, ratusan ribu pekerja migran bepergian hingga memadati kereta dari kota-kota yang terdampak wabah, seperti Delhi, Mumbai, dan Ahmedabad ke desa-desa mereka di Negara Bagian Uttar Pradesh dan Bihar.
Baca Juga: Bukannya Dipuji, Petugas Medis yang Tangani Corona di India Justru Diusir
Peristiwa itu meningkatkan risiko penularan ke masyarakat setempat dan para pakar khawatir India akan menghadapi tantangan berat dalam dua pekan mendatang.
Akan tetapi, tidak semua orang mampu bepergian ke kampung halaman.
Kishan Lal, yang bekerja sebagai tukang becak di Kota Allahabad, mengatakan dirinya tidak punya uang selama empat hari terakhir.
"Saya harus mendapatkan uang agar keluarga saya bisa makan. Saya mendengat pemerintah akan memberi kami uang—walau saya tidak tahu kapan dan bagaimana caranya," kata Lal.
Temannya, Ali Hasan, yang bekerja sebagai pembersih di sebuah toko, mengaku sudah kehabisan uang untuk membeli makanan.
"Toko sudah tutup dua hari lalu dan saya belum diupah. Saya tidak tahu kapan toko buka. Saya sangat cemas. Saya punya keluarga, bagaimana saya bisa memberi makan mereka?" tanyanya.