Tidak ada yang tidak normal dalam kajian di Teluk Tyrrhenian yang berada antara di antara kawasan Corsica dan Sardinia, Italia itu. Banyak wilayah lain di dunia memiliki arus bawah laut yang kuat akibat perbedaan kadar garam dan suhu. Perhatian lain soal ini adalah bahwa arus itu juga menyuplai oksigen dan nutrisi bagi makhluk hidup dasar laut.
Dengan menyusuri rute yang sama, mikroplastik dapat menyatu dengan titik keragaman hayati bawah laut, sekaligus memungkinkan makhluk hidup di sana untuk menelannya.
Elda Miramontes, profesor dari University of Bremen, Jerman, merupakan salah satu penulis jurnal Science yang memaparkan penemuan di laut Mediterania itu. Miramontes berkata, daya dan upaya besar memerangi virus corona semestinya juga muncul untuk mengatasi polutan plastik di laut.
"Kita semua akan berupaya mengamankan diri, bertahan di rumah, dan itu mengubah kehidupan kita, dari urusan pekerjaan bahkan kehilangan pekerjaan," kata Miramontes.
"Kita melakukan itu agar orang-orang lain tidak terdampak oleh penyakit kita. Kita harus menggunakan sudut pandang yang sama dalam upaya melindungi lautan," ujarnya.
Roland Geyer, seorang profesor ilmu ekologi industri di University of California, menyebut sampah mengalir ke laut lewat jalan yang sama dengan plastik.
"Kita masih kurang memahami seberapa banyak sampah plastik telah terkumpul di laut. Sepertinya muncul konsensus ilmiah bahwa sampah plastik itu tidak mengambang di permukaan laut," ujarnya.
"Banyak peneliti kini mengira sebagian besar plastik ada di dasar laut, tapi jumlah sampah yang sama juga ada kolom air dan pantai."
"Yang utama adalah, kita semestinya benar-benar fokus menghentikan plastik masuk ke laut," tutur Geyer.
Baca Juga: Virus Corona di Kremlin: Perdana Menteri Rusia Positif Covid-19