Kumpulan Cerita Pelik Para PRT yang Dirumahkan Sang Majikan karena Corona

Sabtu, 23 Mei 2020 | 18:07 WIB
Kumpulan Cerita Pelik Para PRT yang Dirumahkan Sang Majikan karena Corona
Rusminah (41), seorang PRT saat berbincang dengan Suara.com di Sekretariat Sedap Malam, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (22/5/2020). (Suara.com/Arga).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pada akhir Maret lalu, sang majikan merumahkan Rustina seiring masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang kini masih berjalan. Pemerintah Pusat serta sejumlah Pemerintah Provinsi, salah satunya DKI Jakarta beralasan jika kebijakan tersebut adalah cara ampuh untuk mengatasi pandemi ini --simpelnya, mengurai penyebaran virusnya saja.

Rustinah bercerita, sang majikan memilih merumahkan dia karena satu hal. Alasannya, tetangga majikannya ada yang meninggal dunia diduga karena terpapar virus corona.

Rusminah (41), seorang PRT saat berbincang dengan Suara.com di Sekretariat Sedap Malam, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (22/5/2020). (Suara.com/Arga).
Rusminah (41), seorang PRT saat berbincang dengan Suara.com di Sekretariat Sedap Malam, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (22/5/2020). (Suara.com/Arga).

Tetangga sang majikan merupakan seorang sopir yang biasa mengantar peralatan medis -- mulai dari obat-obatan hingga alat pelindung diri (APD). Dari kejadian itu, majikan Rustinah mulai khawatir. Pasalnya orang-orang yang tinggal di rumah sang majikan adalah orang berusia lanjut.

"Tiga rumah dari rumah bos saya itu rumah seorang sopir yang membawa obat-obatan, peralatan medis. Dia meninggal, jadi majikan saya takut. Dia kan keluarga lansia," beber Rustinah di Sektretariat Sedap Malam, Jumat (22/5/2020) menjelang siang.

Rustinah mengatakan, sang majikan sempat menjanjikan akan memakai jasanya saat situasi sudah benar-benar normal. Hingga kini, warta baik buat dirinya tak kunjung datang.

"Kata majikan saya "nanti mbak gak usah telepon atau apapun. Kalau keadaan sudah membaik, saya kontak lagi". Nah itu jangka waktunya sampai kapan kan saya juga enggak tahu," ungkap Rustinah.

Kata paling pas untuk mengambarkan janji, bagi Rustinah adalah 'melulu'. Rustinah mengatakan, sang majikan sempat menjanjikan akan memakai jasanya saat situasi sudah benar-benar normal. Hingga kini, warta baik buat dirinya tak kunjung datang. Rustinah cuma menunggu sambil mengucap melulu.

"Kata majikan saya "nanti mbak gak usah telepon atau apapun. Kalau keadaan sudah membaik, saya kontak lagi". Nah itu jangka waktunya sampai kapan kan saya juga enggak tahu. Nunggu mulu jadinya," ungkap Rustinah.

Nasib serupa juga dialamai oleh Siswati (31), ibu dua anak asal Grobogan, Jawa Tengah. Dia dirumahkan oleh sang majikan sejak awal bulan April 2020.

Baca Juga: Sehari Mau Lebaran, Pasien Positif Corona RI Melesat Jadi 21.745 Kasus

Kata Siswati, sang majikan punya beberapa alasan untuk merumahkannya hinga waktu yang belum bisa ditentukan. Pertama, majikannya ingin patuh terhadap masa PSBB. Kedua, majikannya menjanjikan akan kembali memakai jasanya setelah keadaan sudah normal. Rasanya itu bukanlah janji-- melainkan ketidakpastian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI