Suara.com - Seorang ibu tega meninggalkan anaknya seorang diri di rumah selama satu minggu hingga meninggal dunia akibat kelaparan.
Menyadur South China Morning Post, Rabu (8/7/2020) Kepolisian Jepang menangkap seorang wanita dengan tuduhan meninggalkan anaknya seorang diri untuk asyik pacaran hingga berhari-hari yang mengakibatkan anak tersebut meninggal dunia.
Menurut keterangan polisi, Saki Kakehashi (24) mengakui tuduhan tersebut dan menambahkan mereka sering mengabaikan dan melecehkan putrinya yang bernama Noa.
"Dia meninggalkan rumah selama beberapa hari dan kembali pada larut malam, meninggalkan putrinya tanpa pengawasan", kata seorang teman Kakehashi dikutip dari South China Morning Post.
Menurut keterangan pihak berwajib, hasil otopsi menunjukkan Noa meninggal karena dehidrasi parah dan kelaparan.
Menurut sumber penyelidikan lain, sang ibu diduga meninggalkan Noa sendirian di rumah selama delapan hari pada awal Juni untuk mengunjungi pacarnya di Prefektur Kagoshima, Jepang.
Kakehashi mengatakan kepada penyelidik bahwa dia tidak mengira Noa akan meninggal ketika dia berpikir "tidak apa-apa" untuk meninggalkannya seorang diri di rumah di Bangsal Ota Tokyo. Mere tinggal di rumah tersebut sejak sekitar Juli 2017 setelah perceraiannya dari Noa ayah.
Dia memanggil petugas setelah kembali dari perjalanan pada 13 Juni dan menemukan kondisi Noa tidak bernafas. Noa dinyatakan meninggal setelah diperiksa lebih lanjut di rumah sakit.
Noa mengalami atrofi thymus, biasanya terlihat di antara anak-anak yang dilecehkan atau dibiarkan, dan perutnya hampir kosong. Korban juga menderita ruam di bagian pantat karena popoknya tampak tidak diganti untuk waktu yang lama.
Baca Juga: Jepang Luncurkan Kereta Cepat, Diklaim Antigempa dan Bencana
Selama pemeriksaan sebelum penangkapannya, Kakehashi awalnya mengatakan Noa mengalami sakit tetapi dia tidak punya uang untuk membawanya ke rumah sakit. Namun menurut keterangan dari pusat penitipan anak, tidak ada nama Noa selama periode sebelum ia ditemukan meninggal.