
Ia mengatakan bahwa 22 orang istrinya tinggal di Nakorn Nayok dan sisanya berada di seluruh provinsi dan wilayah di Thailand. Kecuali di daerah Thailand bagian Selatan, ia sengaja tidak punya istri di sana.
Prasert juga mengaku bahwa setiap pernikahannya ia selalu meminta izin kepada orang tua dan menikah sesuai adat istiadat yang berlaku. "Saya menghormati mereka semua," lanjutnya.
"Jika mereka tidak memiliki rumah sendiri, saya akan memberi mereka tanah dan mengurus semuanya untuk mereka sehingga semua orang senang." jelas Prasert.
Saat ditanya mengapa dia memiliki begitu banyak istri Sert menjelaskan: "Saya seorang kontraktor bangunan - di mana pun saya membangun rumah, saya punya istri di sana. Saya mencintai mereka semua - dan mereka semua mencintai saya," ujar Prasert.
Belum diketahui bagaimana kini kondisi Prasert dan 120 istrinya, sebab secara hukum di Thailand tidak diperkenankan untuk melakukan Poligami.
"Seorang pria atau wanita tidak dapat menikah satu sama lain sementara salah satu dari mereka masih memiliki pasangan." bunyi KUH Perdata dan Komersial, Pasal 1452 dikutip dari Thailawforum.com.
Sebelum tahun 1935, praktik poligami di Thailand masih bebas. Kemudian Raja Chulalongkorn mencoba untuk menghapuskan hak ekstra-teritorial kekuatan asing dengan memodernisasi hukum Thailand sesuai dengan standar Eropa.
Praktik monogami resmi diadopsi menjadi hukum keluarga Thailand sejak 1 Oktober 1935. Namun, poligami masih ada, dipraktikkan, dan diterima meskipun sudah ada hukum yang mengatur.
Baca Juga: Thailand Catat 10 Kasus Impor Covid-19, Ada yang Baru dari Indonesia