Jelang Pemilu, Koalisi Partai di Selandia Baru Pecah Gegara Ganja

Sabtu, 26 September 2020 | 11:52 WIB
Jelang Pemilu, Koalisi Partai di Selandia Baru Pecah Gegara Ganja
Ilustrasi ganja sebagai bantuan medis (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Seperti di Kanada, Uruguay, dan hampir selusin negara bagian AS yang melegalkan ganja untuk penggunaan obat dan konsumsi, perusahaan farmasi dan lainnya diharapkan masuk ke pasar dengan produk baru.

Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh pemerintah mengatakan lebih dari 400 toko ritel diperkirakan dapat memasok sekitar 49,7 ton produk ganja yang dikonsumsi di Selandia Baru setiap tahun.

Para pendukung kebijakan tersebut mengatakan bahwa mengatur penjualan ganja akan mengakhiri pasar gelap, dan menurunkan kasus penyalahgunaan narkoba.

Tetap Ada

Para pegiat yang menentang legalisasi ganja, yang mencakup beberapa institusi berbasis agama, membantah klaim tersebut.

"Pasar gelap akan tetap ada, dan pasar legal baru dengan 400 toko bermunculan di seluruh negeri, dan kemudian banyak orang menanam tanaman ganja di halaman belakang rumah mereka. Sulit untuk percaya dalam skenario bahwa penggunaan ganja akan berkurang," kata Aaron Ironside, juru bicara kampanye Say Nope to Dope.

Para analis mengatakan Jacinda Ardern masih fokus pada penanganan Covid-19 dan tidak ingin membahas topik lain.

"Dia tidak ingin membicarakan masalah lain selain Covid-19," kata Geoffrey Miller, analis politik di Proyek Demokrasi.

"Ini bukan kepentingan Partai Buruh untuk membicarakan ganja ... tidak ada keuntungannya," tambahnya.

Baca Juga: Foto Bersama Tanpa Pakai Masker, Perdana Menteri Selandia Baru Minta Maaf

Partai Buruh memerintah dalam koalisi dengan Partai Hijau dan Selandia Baru Pertama. Partai Hijau menjadikan referendum ganja sebagai syarat dukungan mereka untuk Ardern pada tahun 2017.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI