Napas terakhir Agus dalam usia 48 tahun dinyatakan pada Kamis (7/3/2011), di RS Dian Harapan Waena, Kota Jayapura, Papua.
Menurut pemimpin gereja-gereja di Tanah Papua, kematian Agus ini dinilai tidak wajar. Karena Agus sempat menerima teror beberapa bulan sebelum kematiannya.
Diduga teror tersebut datang dari berbagai pihak yang tidak setuju dengan kebijakan otonomi khusus MRP.
Wakil Ketua Sinode GKI Papua Pendeta Elly D. Doerebo mengatakan adanya pembunuhan karakter dalam teror tersebut.
“Bapak Agus sering mendapat teror lewat SMS dan telepon. Teror itu dimaksudkan untuk menumbangkan otonomi khusus MRP sebagai pertahanan terkahir rakyat Papua,” jelasnya.
Elly menginginkan pertanggung jawaban yang dilakukan oleh individu ataupun lembaga atas kematian Agus.
Ketua Sinode Gereja KINGMI Papua Benny Giay merasa kematian Agus ini dilakukan untuk menutup kebebasan bagi rakyat Papua.
Kematian Agus juga dilakukan karena Agus membela rakyat Papua uang tidak diberi kebebasan dan merupakan ancaman bagi pemerintah.
3. Mako Tabuni
Baca Juga: Pemuda Malang yang 'Palu' Kepala Kawan Sampai Tewas Terancam Hukuman Mati
Mako Tabuni merupakan aktivis Papua dan Wakil Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB), ormas yang berkampanye untuk kemerdekaan wilayah Papua Barat.
Ketika demo, Mako menjadi pemimpin dan berada di atas mobil komando sembari mengutarakan orasinya di hadapan ribuan demonstran damai.
Pada 2012, Polda Papua memasukkan Mako ke dalam Daftar Pencaharian Orang (DPO) gelap. Hingga pada 14 Juni 2012 pukul 9 pagi, Mako tewas tertembak pasukan khusus Polda Papua dalam sebuah operasi di kawasan Perumnas III Waena, Kota Jayapura, Papua.
Berdasarkan keterangan saksi, saat itu Mako sedang makan, lalu ada tiga mobil Kijang Avanza yang melaju menuju Perumnas III. Mobil berwarna biru mendekati Mako dan langsung menembak lima kali.
Terlihat penembak dengan senjata laras panjang itu menggunakan topeng dan berpakaian seperti preman.
Penembak membawa Mako masuk ke dalam mobil dan pergi dari TKP.