Lebih lanjut lagi, mayoritas warga atau 69% yang menilai PKI menjadi ancaman juga menganggap bahwa Pemerintah tidak cukup tegas mengatasi ancaman kebangkitan tersebut. Sedangkan sisanya merasa pemerintah sudah cukup tegas.
Dalam survei tersebut juga diketahui bahwa isu kebangkitan PKI berbeda-beda antara kelompok demografis.
Menurut temuan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), terdapat 62% warga berpendidikan tinggi mengetahui isu kebangkitan PKI. Sementara 18% lainnya adalah warga berpendidikan SD.
Tak hanya itu, 32% warga berpenghasilan di bawah Rp 1 juta/bulan mengetahui adanya isu kebangkitan PKI ini. Sementara itu, ada 40% warga berpenghasilan di atas Rp 4 juta mengetahuinya.
"Ini mengesankan bahwa pembicaraan tentang isu PKI lebih banyak beredar di kalangan elit," kata Abbas.
Dalam kaitannya dengan Pilpres 2019 silam, Abbas mengatakan bahwa PKI tentu berkaitan. Menurut survei yang dilangsungkannya, isu kebangkitan PKI lebih banyak diketahui oleh kalangan pendukung Prabowo dibandingkan dengan Jokowi.
Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) juga menunjukkan bahwa 48% pemilih Prabowo pada Pilpres 2019 lalu megetahui adanya isu kebangkitan PKI. Sementara hanya 29% pemilih Jokowi yang mengetahuinya.
Demikian pula, 56% pemilih Prabowo yang tahu akan kebangkitan PKI menyatakan percaya bahwa PKI memang bangkit. Sedangkan pada kelompok pemilih Jokowi, hanya 29% saja yang berpendapat seperti itu.
Baca Juga: Masyarakat Sudah Cerdas, Sejarawan: Film G30S/PKI Terbukti Cacat Fakta