Namun kebenaran kabar tersebut sejauh ini belum bisa dipastikan oleh CIA, kata sumber AP. Iran menepis tuduhan pihaknya melindungi pemimpin al-Qaeda.
Pemerintah di Teheran merawat sikap permusuhan terhadap kelompok teror tersebut dan mencurigai kampanye hitam AS dan Israel di balik operasi intelijen terakhir.
CIA sebenarnya sudah sejak lama mencurigai pemimpin al-Qaeda hidup dalam persembunyian di Iran selama bertahun-tahun.
Hal ini pun diketahui komunitas intelijen Israel. Al-Masri resminya mendekam “di tahanan” Iran sejak 2003, namun hidup di distrik Pasdaran di tepi Teheran setidaknya sejak 2015.
Kampanye intelijen anti-Iran Pola pembunuhan terhadap al-Masri serupa dengan metode yang digunakan Mossad di masa lalu.
Pada 1995, pendiri Islamic Jihad in Palestine, Fathi Shaqaqi, ditembak mati oleh pengendara sepeda motor di Malta. Mossad juga dilaporkan menggunakan cara serupa dalam asasinasi terhadap ilmuwan-ilmuwan nuklir Iran awal dekade lalu.
Yoel Guzansky, peneliti senior di Institute for National Security Studies dan bekas penasehat urusan Iran untuk kantor perdana menteri Israel, mengatakan pihaknya sudah tahu tentang keberadaan tokoh al-Qaeda di Iran sejak lama.
Israel mengkhawatirkan pemerintahan baru AS di bawah Joe Biden akan kembali berkomitmen pada perjanjian nuklir.
Pemerintah di Yerusalem Barat mendesak agar Washington mendesakkan perubahan pada butir perjanjian nuklir untuk melucuti program peluru kendali antarbenua milik Iran.
Baca Juga: Iran Bantah Pentolan Al Qaeda Abu Muhammad Al Masri Tewas di Teheran
Asumsi bahwa Iran terbukti menyembunyikan pemimpin al-Qaeda di wilayahnya dinilai bakal menguntungkan lobi Israel. rzn/gtp (ap, dpa, france24, thediplomat)